21. Obat Bagi Mereka

1K 206 5
                                    

★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kebanyakan dari penghuni kos masih punya keperluan di luar. Jadi ketika Bu As datang, kos sepi. Untungnya ada Andhya yang duduk dikursi meja makan, sedang scroll twitter mencari thread masakan.

"Selamat siang, Bu." Andhya tersenyum manis dan segera menyimpan handphone di atas meja.

"Siang Dhya," balas Bu As, "ini ada sayuran buat kalian, yang satu tolong kasih ke anak lanang ya?"

Dengan senang hati Andhya menerima dua kantong reusable yang di dalamnya terdapat sayur-sayuran segar, "terimakasih nggih Bu. Tiap panen pasti ngasih ke kita, jadi nggak enak."

"Alah kamu. Besok besok nggak dikasih lagi loh. Gimana?" gurau Bu As.

"Nggak apa-apa, Bu. Tapi kayaknya anak-anak bakal makanin sarden sama telur terus," jawab Andhya santai diakhiri dengan cengiran lebar.

"Pasti sego kucing gak klewat. Itu, Ibu dapet laporan kalau kalian sering ngeborong gorengan di angkringan yang deket sini."

Kalau untuk itu, Andhya kurang tau. Memang sih anak kos suka membawa pulang nasi kucing atau pamer mau main ke angkringan. Jadi dia hanya tertawa kecil sembari mengangguk. Tangannya sejak tadi juga masih memegang tas reusable. Ingin cepat-cepat mengeluarkan isinya tapi segan.

"Kalau mau dirapihin di kulkas, sekarang aja ndapapa. Ibu ke sini nggak ada urusan penting kok," ucap Bu As ketika melihat Andhya kebingungan. Beliau sedikit hapal tingkah anak-anaknya, salah satunya ya Andhya ini. Dia gadis yang menyukai kerapian dan suka main di dapur.

"Ibu tau aja, hehe," balas Andhya juga langsung mengeluarkan sayur-sayuran.

"Kelihatan, Mbak. Gimana anak cowoknya, nggak ada yang aneh-aneh kan?" tanya Bu As. Sebenarnya pemilik kos Pratala dan Pratiwi ini agak khawatir menyatukan anak laki-laki dan perempuan. Takut terjadi hal yang tidak-tidak.

Andhya mengeluarkan sayuran sembari mengingat-ingat tingkah penghuni baru. Dia rasa tidak ada yang aneh-aneh seperti yang dikhawatirkan Bu As. Paling aneh-anehnya itu ya sikap mereka saja yang tengil, jail, dan suka memancing amarah.

"Aman kok, Bu. Mereka baik-baik," jawab Andhya jujur.

Mendengar hal itu, Bu As jadi lega namun tetap waspada. Sejak berdirinya Kos Pratiwi, memang sudah memasang CCTV untuk keamanan. Dari pantauan CCTV di halaman rumah, ruang tamu, balkon, area ruang tengah yang bisa memperlihatkan bagian dapur, dan lorong-lorong kamar yang juga bisa memperlihatkan sebagian tangga, dirasa juga tidak ada hal yang di luar batas. Malahan beliau senang ketika melihat anak-anaknya berkumpul di ruang tengah atau sekedar bercengkrama di halaman rumah.

Tian hampir berteriak kecopetan ketika dompetnya disahut seseorang. Untungnya Chana buru-buru menampakkan diri dan memberitahu bila dia yang mengambil dompet. Ingin heran, tapi itu Chana. Si gadis moodyan yang punya sembilan ribu sembilan puluh sembilan cara ngeles.

PRATALA & PRATIWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang