Selamat membaca wan kawan.★
Minggu pagi seperti ini biasanya dijadikan ajang untuk bermalas-malasan. Tapi beda ceritanya bagi Katrina Inu Patma. Dia bahkan sudah memakai celana training dan jaket, tentu dengan wajah segar.
Selain Katrina yang sudah terlihat di ruang tengah, di sana juga ada seseorang yang selalu pertama kali bangun di pagi hari. Siapa lagi kalau bukan Larshahla Aishwarya. Gadis itu diam memandang televisi yang mati.
Katrina yang hendak mengisi botol dengan air mineral di dapur, memutuskan untuk menegur Shahla. Takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya Shahla kerasukan.
"Ngapain, Sha?"
Shahla diam. Tetap memandang kosong ke arah televisi.
"Sha?" Kini dengan tepukan di bahu gadis kelahiran kota pahlawan itu.
Masih tak ada jawaban sampai Sasikirana Xiennata menuruni tangga seraya bersenandung kecil.
"Oi! Ngapain berduaan di situ pagi-pagi?" Tanya Sasi.
Mendapat rangkulan dibahunya, Katrina melirik Sasi lalu menunjuk Shahla yang masih diam.
Pandangan Sasi turun memperhatikan Shahla, "Sha?"
"Lo pada lihat deh di televisi itu."
"Pilih kasih banget. Tadi gue nggak ditanggepin?!" protes Katrina.
Sasi segera menarik Katrina, mendekat ke Shahla dan melihat televisi yang mati. Menampilkan layar hitam dan pantulan gambar ruangan yang berhadapan dengan layar televisi. Bahkan tubuh Sasi, Katrina, dan Shahla bisa terlihat.
"Maksud lo TV-nya bisa buat ngaca?"
Shahla menggeleng. Maju ke depan televisi. Dia mengambil sebuah kertas putih yang tertempel di ujung layar televisi.
"Sejak kapan TV ditempelin beginian? Mana harganya cuma dua ribu rupiah." Shahla menunjukkan kertas kecil yang bertuliskan 2000 dengan belakang kertas yang lengket.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRATALA & PRATIWI
Fanfictionft. 00 line ㅤㅤ11 pemuda dan 11 pemudi yang merangkai kisah di Kost Pratala - Pratiwi. Bukan sekedar teman berbagi yang tinggal satu atap, tapi mereka adalah keluarga. ©septianura, 2O21