20. Setengah Sadar

1K 208 5
                                    

★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjemur pakaian di luar rumah itu memang lebih cepat kering, tapi juga punya beberapa resiko seperti dapat terbang karena angin dan kehujanan. Apalagi yang punya jemuran adalah orang-orang yang lebih banyak melakukan aktivitas di luar rumah. Hal itu membuat jemuran jadi kurang terurus. Katrina merasakan hal tersebut. Setiap kali pulang dan langit menggelap, dia pasti ngebut untuk menyelamatkan baju-bajunya.

Seperti sekarang ini, setelah menempuh waktu sepuluh menit dari kampus ke rumah kost, Katrina berlari menuju atap rumah.

Dhana yang melihat motor Katrina ditinggal begitu saja oleh pemiliknya di luar pagar jadi melongo. Dan dia pun berteriak, "motor lo dimasukin dulu, Trin!"

Tapi begitu menyadari bahwa Katrina sudah masuk terlalu jauh, Dhana jadi mengurungkan niatnya untuk memanggil gadis itu lagi. Dia memasukkan motornya ke garasi terlebih dahulu sebelum memasukkan motor Katrina ke halaman rumah.

"Kok nggak langsung ke garasi, Dhan?" tanya Lily yang ternyata berada di sudut halaman. Ngapain lagi kalau bukan menyiram tanaman.

"Oh, jaga-jaga aja siapa tau dia mau pergi lagi. Kalau gue biarin di luar pager, nanti ngehalangin jalan," jawab Dhana dengan jelas.

"Gue masuk dulu, Li." Lanjutnya. Kemudian berjalan masuk ke dalam rumah.

"Gue kira di sini udah hujan," ucap Shahla sembari menutup pintu pagar. Rupanya dia di antar pulang oleh kawannya. Tidak mengendarai motor sendiri seperti biasa.

Lily mengangkat gulungan selang dan bertanya, "loh, kenapa kalau hujan?"

"Jemuran gue masih di atap. Sayang banget kalau kena hu..."

Hujan langsung turun begitu deras membuat Shahla menggeram. "HUJAN! ASTAGFIRULLAH KEMEJA GUE, BESOK MAU GUE PAKE, LIK!!"

"Lik, gimana nih? Gue kan nggak punya banyak kemeja putih, cuma punya satu!"

"LIK!" teriak Shahla panik. Yang biasa panik seperti ini biasanya Katrina sih.

Lily jadi heran sendiri. Harusnya Shahla bisa menyelamatkan kemejanya jika setelah hujan turun, dia langsung menuju atap rumah.

"Terus kenapa lo nggak cepet-cepet ngangkat jemuran, malah curhat sama gue?"

"Oh iya!"

Lagi-lagi, Lily dibuat heran karena Shahla berlari menuju luar rumah. 

"SHA, LO MAU KEMANA?" tanya Lily dengan sedikit berteriak

"Ngangkat jemuran," jawab Shahla yang sedang membuka pintu pagar agar dia bisa keluar.

"Kalau lo lupa, jemurannya ada di atap rumah. Kalau mau ke atap, lewat tangga di dalem." Lily menjelaskan dengan sabar, "lo ngapain buka pintu pager?" lanjut tanyanya.

PRATALA & PRATIWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang