42. Dinner

726 160 12
                                    

Mau tugas segunung atau rasa malas yang seberat baja, pada akhirnya para penghuni Kos Pratala dan Pratiwi akan dengan senang hati menjemput makanan gratis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau tugas segunung atau rasa malas yang seberat baja, pada akhirnya para penghuni Kos Pratala dan Pratiwi akan dengan senang hati menjemput makanan gratis. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan mendapatkan gratisan, kini sebagian besar dari mereka sudah memegang piring berisi nasi.

"Siapa yang nyambel?" tanya Cahya ketika selesai memakan mendoan yang dicocol sambel.

"Buaya Rawa," jawab Sasi yang langsung dibalas pelototan oleh Cahya. "SUMPAH! ENAK BANGET!" teriaknya.

Yang dipuji berdiri tenang di sudut dapur membuat kopi hitam. Memang ya, tiada hari tanpa kopi bagi Nanta.

"Emang sambel yang nggak enak itu yang kayak gimana, Ya?" tanya Chana.

"Yang warnanya jelek," celetuk Tian dari tempatnya. Chana itu tidak akan memakan sambal yang berwarna kehitaman atau warna-warna yang sahabatnya rasa jelek. Memang aneh.

"LO NYINDIR GUE?"

"Nggak. Gue cuma ngejawab pertanyaan lo."

Bina yang berada di ruang tengah, duduk di lantai, menghela napas. "Berantem terooossss!" Kemudian dia mengangkat tangan dan berteriak, "Ayo ke sini semua!"

Semua orang menuruti teriakan Bina. Bukan karena takut dengan Bina, tetapi makanan memang ada di tengah-tengah ruang tengah. Di ruang tengah sudah digelari tikar milik Yoshua-tikar pindahan dari kosan lamanya. Di tengah tikar ada dua nampan besar berisi ikan mujair, satu mangkuk sambel, sambel yang masih di cobek, gorengan senampan, cabai semangkuk kecil, sebaskom es batu yang sudah dipecah, tiga bungkus kacang rebus, dan lima inner pot rice cooker berisi nasi. Satu inner pot rice cooker dari dapur Pratala alias milik Bu As, sedangkan empat inner pot rice cooker lainnya adalah milik Andhya, Sasi, Chana, dan Jane. Untuk informasi, semua penghuni Kos Pratiwi mempunyai rice cooker berukuran kecil.

"Lengan lo masih ngerasa sakit gitu nggak," tanya Chana sambil mengamati lengan Lily yang diperban kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lengan lo masih ngerasa sakit gitu nggak," tanya Chana sambil mengamati lengan Lily yang diperban kecil.

"Sobek. Kena besi dipinggiran tembok gitu, ya pasti sakit," sahut Katrina. Selesai makan malam malah rebahan di sambil memainkan rice cooker. Untung beberapa dari mereka ada yang melipir ke tempat lain; sofa depan televisi, teras, dan dapur.

PRATALA & PRATIWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang