"Sorry ngerepotin ya, Dhan," ucap Jane ketika motor yang dikendarai Dhana, keluar dari tempat parkir fakultas kedokteran.
Seharusnya sore ini Jane pulang bersama Satya. Namun, tiba-tiba saudara kembarnya mengabari bahwa ban motor yang dikendarai bocor. Beruntung di tempat parkir tadi dia dipanggil Dhana. Kalau tidak, mungkin dirinya akan memesan ojek online atau berjalan kaki saja.
"Iya, santai aja," balas Dhana. Ia melirik kaca spion sebelah kiri yang menampilkan wajah Jane. Perempuan itu terlihat gembira memandangi pertokoan di kiri jalan.
"Mampir ke warung makan mau?" tawar Dhana.
"Mau-mau! Gue juga laper banget," balas Jane dengan semangat. Lantas dia membenahi posisi duduknya. Beruntung untuk yang kedua kalinya lagi karena motor Dhana adalah motor matic, jok yang diduduki berukuran besar dan nyaman.
"Asli, deh. Motor Satya tuh nggak enak banget buat boncengan, kalau gue sama dia sama-sama bawa tas gede," keluh Jane.
"Lain kali, bareng aja sama gue."
"Modus nih?"
Dhana tertawa kecil, tak menjawab. Usai menemukan warung makan yang dimaksud, ia membelokkan motor ke sana.
"Makan di sini apa bungkus, Dhan?"
"Makan di sini. Mau?"
Jane mengangguk. Lantas berjalan mengikuti Dhana memasuki warung makan sederhana. Di sore hari seperti ini, meja-meja panjang dengan kursi plastik yang ada sudah disinggahi pelanggan. Beberapa dari mereka terlihat seperti anak kuliahan. Mungkin saja mereka sama seperti Dhana dan Jane; sepulang dari kampus langsung membeli makan.
Belum sampai di tempat pemesanan, Jane menarik ujung kemeja Dhana. Dia melihat sesuatu yang menarik. "Dhan! Itu Geran?" tanyanya dengan suara pelan.
Dhana mengikuti arah tatapan Jane. Di salah satu meja terlihat Geran dan seorang perempuan yang duduk membelakangi mereka. Seperti tahu bahwa sekarang sedang diperhatikan, perempuan itu menolehkan kepala menghadap Dhana dan Jane.
Jane melambaikan tangan dengan senyum yang merekah kepada perempuan yang duduk dihadapan Geran, yang ternyata merupakan salah satu penghuni Kos Pratiwi.
"Duduk aja di sana. Biar gue pesenin. Lo mau makan apa?"
"Samain aja. Makasih ya."
Mereka berpencar. Dhana ke tempat pemesanan sedangkan Jane menghampiri meja Geran dan Shahla. "Kencan nih, Sist?" guraunya saat sudah duduk di samping Shahla.
"Kencan kok di warung!" balas Shahla. Tahu tidak, jika sampai detik ini dirinya masih gugup. Ingin sekali duduk di tempat lain, bukan di depan Geran seperti ini. Kalau saja semua kursi tidak penuh, dia tidak mau duduk bersama Geran.
"Nggak masalah kalau kencan di warung. Nggak ada yang ngelarang. " Setelahnya Jane menatap Geran yang menikmati makanan tanpa peduli dengan obrolan dua perempuan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRATALA & PRATIWI
Fanfictionft. 00 line ㅤㅤ11 pemuda dan 11 pemudi yang merangkai kisah di Kost Pratala - Pratiwi. Bukan sekedar teman berbagi yang tinggal satu atap, tapi mereka adalah keluarga. ©septianura, 2O21