47. Homesick

802 131 5
                                    

Halo!

Gimana nih?
Sehat?

Semoga yang sehat tambah sehat, yang sakit cepet pergi sakitnya ya.

Selamat membaca (•ω•)

Selamat membaca (•ω•)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sepi banget deh." Satu kalimat tersebut keluar dari bibir Cahya ketika ia menapakkan kaki di ruang tengah.

Memang semakin lama kondisi ruang tengah semakin sepi. Walau begitu, biasanya masih ada dua atau tiga orang yang beradu nasib atau mengeluh perihal kehidupan di sofa panjang depan televisi. Untuk malam ini, benar-benar kosong. Tidak ada seorang pun yang bisa Cahya lihat. Hal tersebut membuat perempuan kelahiran kota Bekasi itu sedikit sedih, pasalnya dia sudah dua hari tidak bertegur sapa dengan para penghuni kos karena terlalu sibuk mengurus dagangan.

Akhirnya Cahya melangkahkan kaki ke dapur Pratiwi. Tujuannya turun ke lantai utama memang untuk memasak lauk sederhana.

"Baru pulang, Jag?" sapa Cahya ketika pandangannya menangkap sosok Jaguar yang berjalan dari ruang tamu. Tiba-tiba dia pun teringat akan sekelebat perasaan anehnya dulu kepada Jaguar. Perasaan yang kalau dipikir-pikir lagi ternyata membuatnya terbahak.

Baper kok karena ditolongin. Aneh. Begitu pikir Cahya.

Memperlambat jalannya, Jaguar tersenyum tipis sembari menjawab, "Iya, Ya. Gue duluan ke atas ya."

"Ya, silakan," balas Cahya.

Usai kepergian Jaguar, dua perempuan yang kompak mengenakan kaos berwarna biru menuju dapur.

"Masak apa, Ya?" tanya Chana setelah itu ia menguap. Sebenarnya dia baru saja bangun tidur. Tadi sempat ketiduran, bangun tidur lapar.

"Mau goreng ayam doang." Lantas Cahya memasukkan sepotong ayam yang siap goreng ke dalam minyak yang sebelumnya sudah dipanaskan. "Kalian udah makan?" lanjutnya.

"Udah," jawab Sasi cepat. Sementara itu Chana menggelengkan kepala.

"Laper. Pengen makan seblak. Bikin seblak yuk!"

Sasi melirik Chana. Kawannya ini tak biasanya mengajak memasak. Apalagi seblak. Biasanya langsung beli sendiri atau menyuruh Tian membelikan. "Nggak beli aja? Atau titip Tian gitu?" tanyanya.

Chana kembali menggelengkan kepala. Mendadak mimik wajahnya lesu. "Tian nggak bisa dititipin, tadi dia bilang mau jemput ceweknya."

"Yaelah, Chan!" sahut Cahya diakhiri gelengan kepala.

Sasi sendiri justru tertawa kecil. "Ayo deh bikin seblak!" serunya bersemangat. Hitung-hitung memperbaiki suasana hati Chana.

"Tapi gue nggak punya kerupuknya."

"Beli dong!" Sasi segera beranjak menuju kulkas. Seingatnya di freezer sedang banyak sosis. Ya maklum, awal bulan sedang banyak uang.

"Jangan mempersulit diri, Si. Udah enak-enakan duduk, masa keluar cuma buat beli kerupuk. Mending sekalian seblaknya."

PRATALA & PRATIWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang