32. Hari Patah Hati

955 195 19
                                    

★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah pukul tiga sore, tapi matahari masih terasa menyengat di kulit. Rasanya jadi gerah, Dhana ingin meminum minuman yang menyegarkan seperti es dawet. Karena itu, dia jadi duduk dilantai teras untuk menunggu pedagang es dawet yang tidak pasti kapan lewat.

"Loh, ngapain di sini Dhan?" tanya Sasi yang menenteng seplastik sampah. Baru keluar dari dalam rumah jadi sedikit terkejut ketika melihat Dhana berada di teras. Biasanya pemuda itu sibuk di kampus atau belajar di kamar.

Dhana menolehkan kepala melihat keberadaan Sasi. "Gue duduk," jawabnya.

"Gue juga tahu!" kesal Sasi membuat Dhana berkata, "nunggu pedagang es dawet lewat, Si."

Sasi mengangguk-anggukan kepala. Ia berjalan melewati Dhana sambil bertanya, "sekarang lo gantiin Dewa ya?"

Biasanya yang duduk di lantai teras untuk menunggu pedagang melewati rumah kos itu Dewa, kok sekarang jadi Dhana.

Dhana hanya tersenyum saja karena setelah itu Sasi berpamitan untuk membuang sampah di bak sampah dekat rumah.

"Gue cariin, ternyata di sini..." Jane menyodorkan buku bersampul biru "...inspiratif banget. Lo punya buku yang lain, yang bisa gue baca lagi gak, Dhan?" lanjutnya.

Buku berjudul Generasi Langgas: Millennials Indonesia karya Yoris Sebastian itu kini sudah ditangan Dhana. Sekitar dua minggu dipinjam Jane karena rekomendasi Dhana sendiri.

"Mau yang kayak gimana?" tanya Dhana. Dia punya banyak buku di rumah, siapa tahu ada yang diinginkan Jane.

Jane diam sebentar. Dia menatap Dhana lalu beralih ke tanaman di pojok halaman. "Yang romance gitu??" tanyanya agak ragu.

Dhana menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Sayang banget gue nggak punya," katanya.

"Yahh..." Jane melengkung bibir ke bawah. Tapi setelah itu kembali biasa-biasa saja dan berkata, "gue penasaran sama buku Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-apa karya Alvi Syahrin. Gue baca lima kutipannya di internet aja udah---wahh, jadi pengen baca semuanya."

Dhana mengangguk, dia juga mengalami seperti apa yang dialami Jane. Buku bersampul hitam dengan tulisan berwarna kuning tersebut memang akan cocok untuk orang-orang yang sering overthinking, khawatir akan masa depan.

"Mau banget baca?" tanya Dhana, langsung diangguki Jane dengan semangat.

"Besok kita bisa beli buku itu. Atur aja waktunya, yang sekiranya kita bisa," ucap Dhana.

PRATALA & PRATIWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang