O7. Malming

1.4K 294 9
                                    

★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semuanya sepakat untuk keluar dimalam minggu ini. Mumpung tidak ada yang pulang ke rumah atau adanya urusan lain.

Setelah salah satu dari mereka berpamitan dengan Bu As, berjaga-jaga kalau beliau terkejut begitu tahu kostan kosong. Mereka pun berkumpul di halaman rumah.

Rusuh sekali perkara berebut siapa yang akan naik mobil Arjan dan Bina. Harusnya ada tiga mobil. Sayangnya minggu kemarin Neena memulangkan mobilnya, alasannya sih dia tidak suka menyetir.

"Males naik motor, gue ikut ayang Arjan pokoknya."

"Gue so pasti sama my baby honey Arjanuar."

Hegar dan Nanta menggandeng lengan Arjan, membuat pemuda kelahiran kota kembang tersebut bergidik lalu melepaskan.

"Lo berdua ditolak, biar putri Sasi yang bersama pangeran Arjan," ujar Sasi sembari mengulurkan tangan ingin merangkul bahu Arjan. Tapi karena dia lebih pendek dari Arjan, dia jadi kesusahan dan berakhir Arjan yang merangkul pundak Sasi.

Neena dan Lily terpekik gemas.

"OI TANGAN."

"Maaf, maaf aja nih pak. Tangannya bisa dikondisikan ndak?" ini Chana.

Tian yang peka atau terlalu percaya diri, kini merangkul bahu Chana, "gue sama Chana, naik motor. Oke?"

"Lo apaan sih?!"

"Protes mulu."

"Udah, langsung dibagi aja," tutur Dhana.

"Setuju. Sok atuh, siapa yang mau bagi?" balas Nanta mewakili.

"Mobil gue. Ada gue, Sasi,—"

"HEGAR HEGAR."

"KATRINA JUGA MAU."

"YOSHUA MAU."

"Oke. Gue, Sasi, Katrina, Yoshua, sama Shahla," putus Arjan.

Hegar tak terima, dia kenapa tidak disebut?

"Arjan asu. Gelut wae karo aku!" (Berantem aja sama gue!)

"Mampus nggak dapet tebengan," sahut Neena. Selanjutnya sudah bisa ditebak Hegar dan Neena yang justru gelut.

Sudah tidak heran lagi. Di setiap kesempatan pasti Hegar dan Neena itu tiba-tiba bertengkar. Untung ada kegiatan bernama 'gibah' yang bisa mempersatukan mereka.

PRATALA & PRATIWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang