★
Baru tiba di dapur Pratala, Chana dibuat heran melihat Tian berbicara sendiri sambil menyiapkan bahan-bahan untuk memasak sesuatu. Dia mencolek lengan Dhana. Dhana juga ada di dapur, duduk disalah satu kursi meja makan. "Temen lo ngomong sama siapa?" tanyanya.
"Mungkin orang yang biasa dia ajak telponan," jawab Dhana, lalu melanjutkan kegiatan makan malamnya.
Chana mengangguk-anggukkan kepala. Dia paham, pasti Tian sedang mengobrol dengan Tiara.
"Bener sedikit aja?" tanya Tian kepada orang di seberang.
"Iya, sedikit aja, Ian. Aku nggak punya kulkas di sini, nanti nggak langsung habis brownisnya malah dikeroyok semut."
Tian tersenyum, menghentikan aktivitasnya menyiapkan bahan-bahan untuk membuat brownis. "Ditutupnya yang bener dong, Ra, biar nggak dikeroyok semut."
"Semut emang begitu. Suka main keroyokan. Mana berani sendiri-sendiri?" Setelah itu Tian tertawa kecil. Tidak terlihat oleh Chana ataupun Dhana karena posisi Tian membelakangi mereka.
Chana memutar bola mata. "Apa sih, receh banget," gumamnya.
Dhana mengernyitkan dahi. Ini ke dua kalinya dia mendapati Chana terlihat kesal ketika Tian sedang mengobrol dengan orang lain melalui telepon.
Dari dapur Pratiwi, tiba-tiba Jane berseru, "ngapain di sana Chan? Sini dong temenin gue makan!"
"Lo aja yang ke sini. Makan bareng Dhana," balas Chana.
"Oke." Jane melangkah menuju dapur Pratala membawa sepiring nasinya dan segelas air putih. Sampai di sana, dia duduk di samping Chana.
Menu makan malam Jane untuk malam ini sederhana saja. Nasi hangat dengan telur dadar dan sambal ulekan Andhya. Itu saja sudah enak dan mengenyangkan. Sementara itu, menu makan malam Dhana tidak jauh berbeda dengan Jane.
"Sambel emang penyelamat," celetuk Chana.
Dhana tersenyum. "Makan apapun, sambel harus ada."
"Yang nggak doyan sambel, ada masalah hidup apa ya?" gurau Chana.
"Lo nggak doyan sambel kalau sambel itu warnanya jelek. Ada masalah hidup apa?" Tian sudah mengakhiri sambungan teleponnya. Dia juga sudah selesai menyiapkan bahan. Sekarang dia menghampiri kawan-kawannya yang duduk di meja makan.
"Apa sih nyahut aja si Bule," kesal Chana.
Tian mengedikkan bahu. Akhir-akhir ini, Chana semakin sensitif dengan dirinya. Jadi daripada terjadi perdebatan panjang dan menganggu selera makan Dhana dan Jane, dia mengalihkan pembicaraan. "Bantuin gue bikin brownies yuk!" ajaknya.
"Lo bisa sendiri tanpa gue," jawab Chana.
Tian tidak memprotes. Dia segera menghampiri bahan-bahan yang sudah siap dieksekusi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRATALA & PRATIWI
Fanfictionft. 00 line ㅤㅤ11 pemuda dan 11 pemudi yang merangkai kisah di Kost Pratala - Pratiwi. Bukan sekedar teman berbagi yang tinggal satu atap, tapi mereka adalah keluarga. ©septianura, 2O21