O9. Hawanya Bikin Galau

1.3K 269 9
                                    

★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Asik, sarapan gratis nih. Makasih udah dibikinin." Geran meletakkan sepatunya, mengambil roti isi selai yang ada di tangan Shahla tanpa ragu.

"Siapa juga yang mau bikinin lo sarapan, ini gue nggak sengaja bawa dua," sela Shahla, sedikit gugup.

Geran tidak peduli, dia langsung mengigit ujung roti tersebut. Segera melanjutkan kegiatannya memakai sepatu.

"Kenapa sengaja bawa dua?"

"Banyak nanya lo. Makan aja sih."

Pemuda dengan kemeja biru tua itu tak menyahut lagi. Lanjut menghabiskan roti pemberian, oh bukan, tapi yang sengaja diambil dari tangan Shahla.

Sedangkan Shahla menikmati roti isi selai seraya berpikir bagaimana Geran bisa tahu jika roti yang dibawa itu untuknya?

Apa kegiatan Shahla memperhatikan Geran sewaktu di dapur tadi disadari oleh Geran sendiri ya?

"Ini helm siapa, Sha?"

"Hah?" Tuh kan nggak fokus.

Shahla tidak sadar jika Geran sudah menghabiskan roti dan mengeluarkan motor dari garasi.

"HEH HELM GUE! MAU LO APAIN?!" seru Andhya yang berdiri di ambang pintu Pratiwi. Membawa toples plastik yang kosong.

"Tebelan debu dihelm lo daripada ini teras," cerca Geran. Meletakkan helm yang semula ada di spion motornya ke lantai teras.

Andhya itu kebiasaan nyimpen helm di spion motor Geran. Maklum saja, dia nggak bawa kenadaraan apapun ke sini. Lebih suka nebeng atau naik ojek.

"Kayaknya lo belum pernah ditabok pake tutup toples ya? Mau nyoba nggak?" tanya Andhya disertai senyuman yang siap menghabisi Geran.

Maksudnya menghabisi hati Geran. Eh, apa sih?

Jika menganiaya orang itu tidak berdosa, maka Jane akan dengan senang hati menganiaya kembarannya.

Di siang hari yang mendung semendung hati Satya, Jane harus pasrah saat jatah jajannya dibagi-bagi. Bukan hanya Satya, Sanji juga ikut serta.

"Uhh, di luar dingin, di dalem panas." Sanji melirik Satya, ingin melihat ekspresi kawannya.

"Kalau gerimis reda, enaknya Sanji dijadiin sate atau soto ya Net?"

Gadis bermata sipit itu melotot, tidak suka jika dirinya dipanggil Janet. Sekalipun oleh kembarannya.

"Jual aja, uangnya bagi ke gue," jawab Jane ringan.

PRATALA & PRATIWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang