22. Tak Terduga

927 192 7
                                    

★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2D, Dhana dan Dewa, dikejutkan akan kehadiran anak kecil berseragam putih merah. Sebenarnya tidak asing lagi jika menemukan anak SD disekitaran sini. Tapi yang membuat mereka terkejut adalah badan anak tersebut yang berlumuran tanah. Seperti baru pulang dari main di sawah, begitu kata Dhana.

Dhana di depan pagar untuk menunggu ojek yang dipesan secara online, sedangkan Dewa di depan pagar karena gabut saja. Ya sekalian mencegat pedagang es dawet jika lewat.

"Dek, kamu begini malah kayak boneka dicelupin ke cokla..."

"Wa, anak orang nanti nangis." tegur Dhana sebelum Dewa berhasil mengatakan hal-hal aneh.

Si anak kecil tersebut memasang ekspresi datar sambil memeluk tas merah bergambar mobil.

(dari google)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(dari google)

"Om, mandiin aku dong!" seru si anak kecil yang belum diketahui namanya itu. Dewa jadi mendelik, merasa aneh dengan anak yang ada di depannya. Tiba-tiba minta mandi? Dan apa katanya tadi? Om?

"Loh, gue kelihatan tua banget?"

"Udah, Wa. Masih mending dipanggil om, daripada dia nggak manggil kita pake embel-embel?"

"Iya sih, tapi kan berasa tua???"

Dhana sudah berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan anak laki-laki yang kira-kira duduk di bangku kelas tiga Sekolah Dasar. Dia mengabaikan Dewa. "Nama kamu siapa? Rumahmu dimana? Kenapa badan sama seragam kotor begini? Sudah sore juga, kok baru pulang?" tanyanya.

"Anak orang nanti nangis," ucap Dewa menirukan Dhana, "nanya satu-satu, Dhan. "

Dhana menggaruk belakang kepalanya, "habisnya gue kepo. Nama kamu siapa, dek?"

"Namaku Gemintang. Rumahku nggak aku bawa, berat..."

"Satu spesies sama Hegar," sahut Dewa pelan.

PRATALA & PRATIWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang