37. Drama Hari Sabtu

802 174 11
                                    

★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih ingat dengan rencana Sanji yang menanam sayuran di atap rumah?

Hadeh.

Sekarang ingin meminta izin saja saling tunjuk menunjuk. Sudah seperti ingin menunjuk seseorang untuk dijadikan tumbal pesugihan. Bagaimana mau jalan itu rencananya Sanji?

"Udah paling mantep Shahla yang minta izin," kata Yoshua diakhiri dengan mengetuk gelas di atas meja.

"Enak aja lo, Bapak Cupang! Nanti kalau gue ditanya-tanya, bingung jawabnya." Demi apapun, Shahla tidak ingin berurusan dengan Bu As. Dia hanya tidak mau menanggung malu jika nantinya salah berbicara.

"Bapak Cupang???" Yoshua lantas tertawa. Sepertinya kejadian ikan cupang di dalam galon melekat pada ingatan Shahla. Perempuan itu masih saja kesal.

"Ya udah, Yoshua deh," kata Bina, langsung membuat Yoshua behenti tertawa. Dia segera menjawab, "sorry, Bin. Itu bukan kehendak gue. Silahkan oper ke yang lain."

"Oper terosss. Udah kayak main bola," sahut Geran yang berjalan melewati ruang tengah.

Melihat Geran, Shahla jadi terpikirkan oleh suatu hal. "Kenapa nggak Geran---Eh, Sanji aja yang minta izin?" tanyanya.

Neena menjentikkan jari. "Nice! Tapi orangnya gak ada di sini."

Orang yang dibicarakan muncul dari ruang tengah. "Assalamu'alaikum, Mas, Mbak," kata Sanji berbarengan dengan seorang perempuan di belakangnya.

"Panjang umur!" seru Cahya. Kemudian orang-orang yang ada di ruang tengah kompak menjawab, "wa'alaikumsalam."

"Asik. Udah bisa bawa gandengan ya, Mas?" ledek Nanta. Dia nangkring di atas sofa, padahal masih bau matahari dan menggendong tas.

Sanji diledek justru senyam-senyum. Sepertinya perempuan di belakangnya itu bukan sembarang perempuan, maksudnya spesial bagi Sanji. Melihat itu, Neena jadi punya ide jahil.

"Sayang kok kamu selingkuhin aku?" tanya Neena, berjalan mendekati Sanji dengan melengak-lenggokan badan.

Sanji mendelik, namun setelah itu berkata, "sayang, aku gak selingkuh."

Neena terkejut dengan tanggapan Sanji. Dia kira, pemuda itu akan marah. Dan karena tanggapan Sanji justru membantu aksinya, Neena jadi mengulurkan telapak tangan kanan ke arah pipi Sanji sambil tersenyum centil.

"Neen, gue slepet lo ya!" seru Sanji sebelum telapak tangan Neena menyentuh pipinya. Ekspresinya masam.

"Kaget gue, anjir," gumam Nanta sambil mengelus dadanya.

"HAHAHAHA." Neena terbahak. "Kok ayang gitu sih?" tanyanya.

"Jik, jangan gitu sama pacar," tegur perempuan di belakang Sanji yang diketahui bernama Clara.

PRATALA & PRATIWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang