Pasukan ungu mana suaranya?!!!!!
🤣🤣🤣
Terimakasih udah baca One-A
Gimana?
Suka yang baku?
Atau non baku?Mumpung masih awal nih.
Ini pertama kalinya aku bikin yang non baku.
Maaf kalau masih sedikit kacau 🤣Janga lupa kalau ada typo diingatkan yak!
Follow my IG too
@pigeonpurple14Happy reading 💜💜💜💜💜💜💜
Akhirnya setelah pulang sekolah Tinka dan Maura benar-benar datang ke pemilik rumah baru di Amaya.
Sebelumnya mereka pulang dulu ke rumah Maura untuk mengambil berkas-berkas yang akan diserahkan pada pemilik baru tersebut. Rumah Maura memang dekat dengan sekolah, hanya perlu jalan kaki saja. Sebenarnya mereka memang tetangga, wajar kalau kemana-mana memang berdua.
"Kita ke rumah kamu dulu. Mama pesen bingkisan makanan buat Tante Sonia," kata Maura setelah keluar dari gerbang rumah besarnya.
"Tante Sonia siapa." Sepertinya Tinka memang belum pernah mendengar naman tersebut. Bahkan silsilah keluarga Maura saja Tinka hafal, jadi siapakah Tante Sonia? Apakah Om Januardi punya istri baru lagi?
Om Januardi itu adik dari papa Maura. Masih muda, umurnya saja masih tiga puluh tahun, tapi sudah tiga kali menikah. Usia pernikahannya yang paling lama adalah dua tahun, itu pun sudah bercerai bulan lalu. Sekarang Om Januardi sedang jadi duda keren ceritanya.
"Lagi dipingit sama Opa dia mah. Nggak boleh nikah dalam kurun waktu satu tahun ini," jawab Maura dengan kekehan.
"Terus siapa Tante Sonia?" tanya Tinka lagi masih penasaran. Orang kalau sudah terlewat kepo tidak bisa mengacuhkan pengetahuan begitu saja.
"Itu ... yang punya rumah baru di Amaya." Maura menjawab dengan mengangkat berkas yang berada di tangannya.
"Tumben Tante Amaya perhatian sama pemilik rumah baru. Biasanya juga cuek-cuek aja."
Sarkas? Iya, Tinka memang sudah terbiasa ceplas-ceplos dengan Maura, apalagi tentang keluarganya. Benar-benar sudah hafal luar dalam. Bahkan Maura sendiri yang cerita. Tapi, tanpa diceritakan pun semua orang di kampungnya juga tahu bagaimana sifat papa dan mama Maura.
Sudah dibilang, bukan? Orang yang memiliki kelebihan pasti juga ada kekurangannya. Itulah kenapa Tinka tidak pernah merasa iri dengan hidup mewah Maura. Untuk apa hidup kaya raya, tapi orang tuanya seperti itu?
Tapi, tunggi dulu! Bukankah bapak Tinka juga lebih parah? Setidaknya Tinka masih memiliki waktu dan kasih sayang dari ibunya.
Ah, sudahlah. Pada intinya, bersyukurlah dengan kehidupanmu sekarang. Setidaknya masih ada orang-orang di bawah kalian yang tidak memiliki nasib sebaik dirimu.
Setelah mengambil satu kotak besar yang berisi aneka ragam jajanan dan kue, mereka segera berjalan menuju perumahan Amaya.
"Kenapa nggak pake sepeda aja sih tadi? Biasanya juga kemana-mana pake kuda kesayangan," keluh Tinka. Walaupun jaraknya dekat, tapi ini mereka jalan berbolak-balik ke sana dan ke sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL:Querencia [SELESAI ✔️]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Seorang ayah seharusnya menjadi cinta pertama untuk anak perempuannya. Namun, bagaimana kalau malah dialah yang menjadi alasan sakit hati dan fisiknya anak? Selama 18th Tinka tidak pernah merasakan sekali saja hangatnya pelukan seora...