21. Hurt

1K 141 37
                                    

Malam Poeny
Ramein dong section komennya
huhu
Biar aku juga semangat buat lanjutin ceritanya
Biar tahu berapa banyak sih yang nungguin Om Gula yang tua tapi manis ini
hehehe

Btw sehat2 ya kalian semua
Sayang Poeny banyak-banyak

Happy Reading!

Ketika seseorang sedang berjuang untuk bangkit dari rasa sakit, akan selalu ada hal yang membuat mereka terjatuh lagi. Entah dari orang baru atau dari penyebab kesakitannya dulu.

Eko sudah mencoba sebisa mungkin untuk tidak terlibat lagi dalam urusan yang membuat dirinya terjerumus lagi pada perasaan yang memang seharusnya sudah tidak dia tumbuhkan kembali. Namun, ketika mendengar seseorang yang pernah menempati bagian dalam hidupnya tengah dalam keadaan bahaya, tidak memungkiri terdapat sedikit percikan kekhawatiran dalam dirinya.

Setelah yakin bahwa Joonindra- kakak kandung dari kliennya- Vin. Elko semakin mencari tahu lebih dalam apa yang menjadi tujuan pria itu. Mereka adalah saudara, tak seharusnya mencoba menjatuhkan saudara yang lain.

Beberapa hari memeras otak dan juga waktu, akhirnya Elko menemukan jawabannya. Dan sekarang dia benar-benar tengah berada di pucuk kegelisahannya.

Rasanya terlalu aneh ketika mendengar pria berkepala tiga tengah merasa cemburu atas perhatian dari orang tua dengan adiknya. Bukankah itu terlalu kekanak-kanakan untuk pria berusia seperti Joonindra. Ayolah, mereka bukanlah anak kecil yang tengah berebut mainan robot-robotan.

Namun, setelah menulusuri lebih dalam, semuanya terasa masuk di akal. Bagaimana seorang anak yang memendam hal itu sendirian semenjak dia masih kecil. Keterbiasaan itulah yang menjadikan dalam diri Jonindra rasa iri yang mendarah daging. Jadi, hal apapun yang dilakukan dan dimiliki oleh Vin menjadi sebuah bom yang mengancam untuk pria tersebut.

Dan buah dari itu semua, menjadikan orang-orang di sekitar Vin juga terkena dampaknya, termasuk Latisya. Dan terbukti dari beberapa informan yang dia miliki mengatakan akan niat jahat dari Joonindra. Benar-benar licik.

"Om, dengerin aku ngomong nggak, sih?"

Tarikan dari genggaman Tinka menyentak Elko dari lamunannya. "Apa tadi?"

Tinka memberengut. Mereka sedang lari pagi di alun-alun. Karena sudah lelah, mereka memilih untuk berjalan pelan dengan tangan yang saling menggenggam. Alasan Tinka saja sebenarnya. Melihat banyak orang yang bergandengan tangan, dia jadi ingin juga.

"Mikirin apa, sih? Kok Tinka lihat akhir-akhir ini, Om suka banget ngelamun. Ada masalah di kantor?" Padahal Tinka mengajak Om Gulanya joging agar bisa membuat pria itu bisa lebih santai. Akir-akhir ini pria itu terlihat begitu sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan sering pulang malam juga. Kehidupan orang-orang dewasa memang sepadat itu ternyata.

"Iya, memang lagi banyak kerjaan. Oh ya, mau makan apa?" ucap Elko mencoba mengalihkan pembicaraan, mungkin juga mengalihkan otaknya sendiri juga. Sekarang dia sudah memiliki hati yang harus dia jaga. Setidaknya dia harus menjadi pasangan yang baik. Dia sendiri sudah berjanji tidak akan main-main dengan Tinka. Jadi, sebisa mungkin dia juga harus menjaga benar keteguhan hatinya agar tidak goyah.

"Enaknya makan apa, ya? Menurut Om enakan soto apa bubur ayam?" Tinka balik bertanya.

"Lha kamu pengennya makan apa?" Bukannya ingin memberi jawaban dari keinginannya sendiri, tapi sebagai pasangan alangkah lebih baiknya meminta pendapat dari pihak wanita dulu. Setidaknya sudah mengetahui apa yang diinginkan oleh pasangannya. Terkadang ada beberapa wanita yang sedikit sulit untuk dipahami.

EL:Querencia [SELESAI ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang