34. Come Back

851 129 41
                                    

Malam Poeny
Lama banget ya nggak update wkwkwkw
Kayaknya El:Querencia bakal mendekati ending deh
Jadi, hayuk mari ramaikan pasangan yang belum halal ini
siapa tahu besok tau-tau sudah punya bontot :D

.
.
.

Happy Reading!

.
.
.

Mungkin bisa dikatakan sepanjang Tinka hidup, dia belum pernah merasakan hangatnya pelukan seorang ayah. Bahkan mungkin saja ketika dia masih kecil dulu, ayahnya tidak pernah menimangnya— mungkin(?). Dia sendiri tidak ingin bertanya juga, tidak ingin mendengar sebuah kenyataan yang bisa saja menyakiti hati.

Terkadang merasa muak juga menjalani kehidupan yang seperti itu. Selalu bertanya pada diri sendiri, kenapa jalan hidupnya harus seperti itu. Kenapa keluarganya tidak seperti keluarga yang lain? Namun, di balik itu semua dia hanya ingin memberikan sisi terbaik darinya. Mungkin pernah untuk sekali, dua kali dia ingin ayahnya mati saja. Jahat sekali memang. Namun, untuk sekarang mungkin dirinyalah yang merasa paling hancur ketika melihat ayahnya terbaring di brankar rumah sakit.

Sampai larut malam, Tinka tidak dapat memejamkan matanya. Yang dia lakukan hanya terus memandangi ayahnya yang sudah tidur sejak dua jam yang lalu.

Kata dokter beberapa anggota tubuh ayahnya sudah tidak bisa berfungsi dengan baik. Atau mungkin bisa dikatakan setengah badannya benar-benar tidak bisa digerakkan.

Tangannya meraih ponsel yang berada di saku. Kembali membuka jadwal mata pelajaran untuk esok hari. Kemudian mengirimkannya pada Elko, setidaknya pria itu harus membawakan semua peralatan sekolahnya besok ke rumah sakit.

Om Gula :

Iya, besok aku bawain. Sekarang tidur biar besok bisa bangun awal.

Me :

Iya, bawel

Om Gula :

I'm proud to have you <3 besok kalau udah nikah bakal aku bahagiain.

Tinka tersenyum kecil saat membaca pesan dari pacarnya. Paham betul apa yang dimaksudkan.

Me :

Of course. Awas aja kalau dibikin nangis mulu :D

Om Gula :

Bikin nangisnya mah beda kalau sama aku ;)

Me :

Makin malem makin ngeri ya :|
Tidur aja gih sana.

Om Gula :

:D bercanda sayang.
Ya udah, aku tidur ya. Kamu jangan malem-malem. Jaga kesehatan juga. I love you <3

Me :

Makasih banyak kesayangan Tinka :)
Mimpi indah
Love you too

Setelahnya, Tinka meletakkan ponselnya ke atas nakas yang berada di samping brankar tempat ayahnya tidur.

Mungkin Tuhan memang menghadirkan Elko sebagai pengobat disaat dia yang sedang merasa terpuruk dengan keluarganya. Benar-benar seperti angin sejuk yang tiba-tiba meniup semua beban yang selama ini hanya dia pendam sendiri. Ternyata Tuhan memang tidak sejahat itu padanya. Hanya saja memang membutuhkan waktu yang tepat untuk mendatangkan cahaya.

EL:Querencia [SELESAI ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang