Hi yeorobundeul
Oh ya, kemarin yang mau gabung di GC WA bisa klik di link bio Wattpad-ku, ya. Ini khusus buat kalian aja nih. Kita bisa kenalan lebih deket. :)
Link-nya aku taruh 1 minggu aja, jadi cepet-cepetan.Happy Reading!
Setelah resmi menyandang status sebagai pacar, Tinka memang memastikan sekali lagi alasan Elko meminta dirinya untuk menjadi kekasih pria berumur dua puluh delapan tahun tersebut. Bukannya bagaimana, tapi status resmi itu cukup membuat Tinka kebingungan juga. Karena dia sudah memiliki rasa yang lebih, jadi tidak ingin nanti niat Elko salah dan membuat dirinya berharap sendirian dan berakhir dia yang akan merasa paling terluka.
"Aku udah mikir ini beberapa minggu yang lalu. Mikir banget malah. Karena aku sendiri juga nggak mau gantung kamu lebih lama." Elko menjelaskan dengan posisi dirinya yang duduk di atas sofa tunggal, sedangkan Tinka duduk di atas karpet dengan laptop di atas meja depan mereka. Ceritanya sedang nonton film, tapi sepertinya lebih tepat kalau film yang menonton mereka.
"Apa aku kayak ngejar Om banget, ya? Makanya Om jadi nggak enak?" tanya Tinka yang masih fokus di depan layar. Padahal pikirannya sedang kemana-mana.
Spontan Elko meletakkan tangannya di atas kepala Tinka dan mengusak rambut gadis itu beberapa kali. "Ya akunya aja juga ngasih harapan banyak, jadi wajar kalau kamu juga memang berharap tinggi. Tapi, nggak kok. Bukan karena itu."
Kini giliran Tinka yang mengambil telapak tangan Elko yang kemudian dia letakkan pada pipinya- halus.
"Waktu pertama kali aku minta kamu buat bantuin move on, awalnya memang cuma sekedar ingin lepas dari masa lalu. Karena katanya, melupakan masa lalu ya harus dengan memulai lembaran baru. Tapi, ternyata aku salah. Selamanya masa lalu akan selalu ada ruang tersendiri, nggak akan pernah bisa dilupain karena aku sendiri masih punya ingatan yang bagus."
Tinka tersenyum tipis. Seindah itukah masa lalu Elko? Sampai orang sebaik dan sepintar pria itu bisa kalang kabut menemukan cara untuk melepaskan masa lalu itu.
"Tapi, dengan adanya kamu beberapa bulan ini, bukan masa lalu yang aku lupain. Ternyata perasaan terhadap masa lalu itu yang perlahan mulai terasa samar. Jadi, tanpa sadar aku mulai menipiskan perasaanku dulu dan memupuk perasaan baru buat kamu."
Ah ternyata begini cara gombalan orang dewasa. Kenapa tinggi sekali? Jujur, sebenarnya Tinka tidak begitu paham dengan apa yang dikatakan oleh Elko. Kata-katanya terlalu memusingkan. Namun, pada intinya Tinka kini tahu kalau Elko menyukainya dengan tulus. Benar-benar dari hati. Jadi, dia sudah lega sekarang.
Perlahan Tinka membalikkan badan, meletakkan kedua tangan di atas paha Elko untuk dijadikan alas dagunya.
"Tapi, aku masih SMA. Emangnya Om nggak malu apa pacaran sama cewek yang umurnya jauh di bawah Om?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EL:Querencia [SELESAI ✔️]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Seorang ayah seharusnya menjadi cinta pertama untuk anak perempuannya. Namun, bagaimana kalau malah dialah yang menjadi alasan sakit hati dan fisiknya anak? Selama 18th Tinka tidak pernah merasakan sekali saja hangatnya pelukan seora...