End

1.3K 144 74
                                    

Nggak kerasa udah di part ini
Selamat menikmati 😍

A Thousand Years
By. Christina Perri



Happy reading!

Dua hari ini Elko mengambil cuti kerja, sengaja meluangkan waktu untuk kekasihnya yang sebentar lagi akan pergi jauh untuk waktu yang lama.

"Handuk sudah punya belum? Sambal terasi sudah ambil? Kamu kan paling nggak bisa makan kalau nggak ada sambal. Oh ya, baju kamu sudah siap untuk musim dingin di sana? Kalau belum nanti kita ke—"

"Om." Tinka membekap mulut Elko dengan telapak tangannya. Menyipit sengit karena mulut kekasihnya yang berisik sekali. "Tinka bukan mau pergi ke tengah hutan lho, Om. Tinka cuma bawa yang penting-penting aja. Nanti kalau ada yang kurang bisa beli di sana."

Segera mengembalikan satu handuk besar yang semula Elko masukkan ke keranjang. "Tinka udah ada handuk, bawa yang di rumah aja."

"Nanti kalau di sana kamu butuh gimana?"

"Nanti Tinka bisa beli. Tinka tu ke sana buat kerja, cari duit, jangan kayak orang pelit." Tersenyum bersamaan menggelengkan kepala. "Sekarang kita ambil cemilan yang buat dimakan di taman aja udah."

Lekas menyeret lengan Elko untuk dibawanya ke lorong di mana tempat makanan ringan berada dan segera pergi.

***

Taman favorit yang mereka maksud adalah bukit hijau dekat rumah. Dari sana mereka bisa melihat jejeran rumah dan juga beberapa gedung tinggi. Kalau malam hari seperti hamparan bintang di sana. Cahaya yang tercipta dari lampu jalan dan beberapa rumah warga. Indah sekali.

"Harusnya kita ke sini malam aja sih, Om. Biar lebih romantis," protes Tinka dengan sedotan di mulut. Memegang satu kotak susu stroberi yang sejak tadi tidak habis-habis.

Sedangkan pria yang kini tengah duduk di sebelahnya menoleh dan mengusak kepala sang kekasih. "Besok kamu harus berangkat pagi. Kalau ke sini malam mana bisa lama-lama."

Tinka lekas menyandarkan kepalanya pada sisi pundak Elko. Tersenyum hangat kala melihat burung kecil yang terbang bebas di depan sana.

Apakah besok dia juga seperti burung itu? Mengepakkan sayang setinggi mungkin dan terbang bebas di luasnya langit. Namun, ada satu hal yang membuat gadis itu menciut. Akankah langit akan selalu bersahabat dengan dirinya yang kecil? Akankah kelak tempatnya kembali masih sama?

Helaan samar menguar. Menarik sedikit ujung bibirnya dan tersenyum. "Nggak kerasa ya, Om. Kayaknya baru kemarin kita ketemu, sekarang udah mau pisah aja."

EL:Querencia [SELESAI ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang