Anyeong!!!!
Happy 4k
Makasih banyak buat kalian yang masih setia baca One-A
Lope banyak-banyak 💜💜💜💜💜💜💜Jangan lupa follow Instagram-ku juga, ya!
@pigeonpurple14Happy Reading!!!
Pada dasarnya manusia juga membutuhkan istirahat. Bukan hanya perkara tubuhnya saja, melainkan pikiran dan juga hati. Selama ini Elko cukup keras memforsir kinerja tubuh dan juga otaknya, sampai-sampai dirinya sendiri lupa untuk memanjakan diri sendiri.
Kalau dulu, dia lebih sering menghabiskan waku dengan Latisya. Menonton film, jalan-jalan bersama, makan bersama. Itu sudah cukup bagi Elko sebagai bentuk mengistirahatkan pikirannya dari belenggu pekerjaan.
Namun, sekarang jelas begitu terasa berbeda. Ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh orang-orang, bahwa orang yang paling kita cintai adalah orang yang berpotensi paling besar memberikan luka yang paling sakit dan sulit untuk disembuhkan. Terbukti dengan apa yang Elko alami sekarang ini. Hal apapun akan selalu mengingatkan dirinya pada wanitanya dulu. Seperti saat ini.
Gadis yang katanya berusia delapan belas tahun tersebut nampak berbeda sekali dengan biasanya. Ternyata cara berpakaian memang berpengaruh besar pada penampilan seseorang. Dan gaun yang Tinka pakai saat ini mengingatkan Elko pada kekasihnya dulu.
"Om, kok bengong, sih? gimana? Cantik nggak aku?" tanya Tinka yang sudah mengganti seragamnya dengan gaun merah muda selutut dengan motif bunga kecil-kecil. Sedikit memutar badannya untuk memamerkan pada pria yang berada di depannya.
"Kelihatan tua nggak, sih, Om? Aku nggak pernah pake gaun kayak gini. Beli kaos aja, ya?" ucap Tinka dengan wajah ragu. Seumur-umur memang baru kali ini memakai dress. Biasanya juga hanya memakai kaos dan juga celana jeans. Anak muda sepertinya memang lebih nyaman memakai pakaian seperti itu, kan?
Tadi ketika berada di parkiran Tinka tidak sengaja menabrak seseorang yang tengah membawa minuman di tangannya. Alhasil minuman tersebut total membasahi seragam Tinka. Merasa tidak masalah, gadis itu ingin langsung pulang saja karena acara belanja mereka juga sudah selesai. Namun, Elko malah meminta Tinka untuk mengganti bajunya. Ingin dibelikan yang baru.
Bukannya bagaimana, tapi baju gadis itu basah tepat pada bagian dada dan tentu saja membuat sesuatu yang berada di dalamnya jadi nampak tercetak jelas. Bagaimana bisa mata Elko sesantai itu untuk satu mobil dengan Tinka? Bagaimanapun dia pria normal.
"Langsung pakai aja," ucap Elko yang langsung berdiri menuju meja kasir. Orang kalau sudah punya penghasilan tetap memang semudah itu, ya? Tinggal pilih langsung bayar.
Tinka hanya mengerucutkan bibirnya dengan langkah yang juga mengikuti Elko dari belakang. Tidak lupa memasukkan seragamnya ke dalam tas ransel. Namanya rejeki pantang sekali untuk ditolak.
***
Namanya niat belum tentu jadi kenyataan. Yang tadinya niat ingin memasak di rumah ujung-ujungnya beli di luar. Mereka terlalu lama berbelanja, ditambah jalanan sore itu cukup padat. Jadi, sampai di rumah sudah pukul enam. Dari pada lama menahan lapar lebih baik beli nasi goreng di depan mini market.
"Mau makan di sini apa bawa pulang?" tanya Elko sebelum turun dari mobil.
"Bawa pulang aja ya, Om. Badanku lengket banget, nggak enak. Pengen cepet-cepet mandi dulu."
Walaupun sudah ganti baju, tapi dalaman Tinka tetap basah. Dan lagi basahnya air kopi, jadi lengketnya sudah tidak nyaman.
"Ya udah, tunggu mobil aja. Aku yang turun." Menutup pintu dan berjalan menuju tenda biru bertuliskan "Nasi Goreng Mantap".
KAMU SEDANG MEMBACA
EL:Querencia [SELESAI ✔️]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Seorang ayah seharusnya menjadi cinta pertama untuk anak perempuannya. Namun, bagaimana kalau malah dialah yang menjadi alasan sakit hati dan fisiknya anak? Selama 18th Tinka tidak pernah merasakan sekali saja hangatnya pelukan seora...