Hi hi hi anyeong
Selamat Hari Raya Idul Adha bagi yang merayakan.
Mari berlajar ikhlas dari Nabi Ibrahim 🤗Oh, ya buat yang nungguin One-A, maaf kalau up-nya ga tentu, ya. Kadang udah punya idenya, cuma suka susah buat dijadiin narasi. Jadi, harus nunggu mood 😂
Kalau mau kalian bisa follo IG-ku. Aku sering up konten asupan di sana. Jadi, bisa kalian baca selagi nungguin up di WP. Dan lagi moodku suka bagus kalau sering2 interaksi sama pembacaku 😁 serasa dikasih asupan semangat aja. Kalau kalian mau ya.
Kalian bisa baca di HG kalau ketinggalan. Udah aku rangkum.
Happy Reading!
Sebagian banyak orang, dari tujuh hari dalam satu minggu selama lima hari mereka menghabiskan waktunya untuk memeras kinerja otak dan juga tubuh. Dan hanya tersisa hari minggu mereka bisa meletakkan beban satu minggu mereka.Namun, tidak jarang pula banyak orang yang bahkan malah tidak bisa mengistirahatkan badan mereka. Terlebih bagi seorang wanita. Entah mencuci, membereskan rumah atau bahkan berbelanja kebutuhan sehari-hari. Waktu yang seharusnya untuk meletakkan sejenak beban, jadi kepakai juga untuk keperluan.
Teman satu divisi Elko memang sengaja mengadakan liburan dadakan. Hanya untuk sekedar penghilang penat, atau mungkin pengobat lelah, atau bisa juga pembersihan kepala yang sudah dipenuhi dengan tumpukan pekerjaan.
Sengaja memilih kota Jogja karena di sana terdapat banyak pantai yang indah. Dan Indrayanti adalah satu pilihan yang paling tepat untuk mereka. Hamparan pasir putih dengan air yang terlihat berwarna biru cerah benar-benar menyenangkan mata.
Mereka akan menunggu untuk dapat ke sana esok hari, karena hari ini mereka akan pergi ke Borobudur, lalu sore harinya dilanjutkan ke Malioboro.
Sengaja membeli oleh-oleh pada hari pertama. Karena minggu malam mereka sudah harus pergi dari Jogja. Besoknya sudah bekerja dan waktunya juga sudah diperhitungkan dengan matang. Karena biasanya kalau untuk masalah belanja oleh-oleh, wanita tidak akan cukup hanya dua jam saja. Jadi, meminimalisirkan kemungkinan molor-molor club.
"Mau beli topi dulu?"
Namanya juga siang hari, panasnya luar biasa, terlebih itu di Borobudur.
Tinka mengangguk. "Mau. Panas banget, Om."
Benar-benar seperti ponakan. Genggaman Elko benar-benar tidak dilepaskan sejak mereka turun dari bus yang membawa mereka.
Mungkin kalau teman-teman Elko yang melihat memang seperti seorang pria yang tengah menjaga keponakannya agar tidak hilang di tempat ramai seperti itu. Namun, beda lagi dengan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL:Querencia [SELESAI ✔️]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Seorang ayah seharusnya menjadi cinta pertama untuk anak perempuannya. Namun, bagaimana kalau malah dialah yang menjadi alasan sakit hati dan fisiknya anak? Selama 18th Tinka tidak pernah merasakan sekali saja hangatnya pelukan seora...