Ailleen diam sejenak, menilai situasi dan kemampuan lawan. Hanya saja sikap diam Ailleen telah disalah artikan oleh pihak lawan sebagai rasa takut. Ailleen mengikuti tujuan orang yang mengancamnya, dia yakin orang yang mengancamnya akan membawanya pada teman-temannya.
Ailleen mengenali mobil tujuan mereka sebagai mobil yang telah mengikutinya, dan dari kaca mobil yang terbuka dia melihat dua pria lain duduk dikursi depan.
"Kamu berhasil membawanya?" kata pria yang duduk disamping supir.
"Tentu saja, ternyata dia sangat penurut. Buka pintu mobil, kita akan segera bersenang-senang."
"Dia bukan penurut tapi ketakutan dan tahan teriakanmu sampai kamu menikmati apa yang akan kami lakukan padamu." Kata pria kedua yang turun untuk membuka pintu pada Ailleen.
Ailleen tahu dia harus bertindak sebelum dia dimasukkan ke dalam mobil dan tentu saja karena para penculiknya merasa dia ketakutan, mereka tidak waspada.
Saat pria kedua turun untuk membuka pintu, pria pertama menarik Ailleen untuk mundur dan saat itu itulah Ailleen langsung meraih tangan pria pertama yang ada dipundaknya, sebelum pria itu menyadari, tiba-tiba saja dia sudah terbanting ditanah, senjatanya terlepas dari tangannya.
Pria kedua sadar dari terkejutnya, baru saja dia berniat menolong temannya, dia terjepit dipintu karena Ailleen telah menendang pintu mobil, bersamaan dengan itu dia mengambil pistol dan mengarahkannya pada pria ketiga.
"Keluar." Perintah Ailleen yang langsung dituruti dengan ketakutan.
Ailleen meminta pria ketiga membantu pria pertama yang masih terbaring dan berkumpul dengan temannya yang sudah terduduk disisi mobil sambil memenggang perutnya, tanpa melepaskan senjatanya.
"Tidak seru, kemampuan kalian tidak seperti yang kubayangkan." Kata Ailleen santai.
"Kamu bermain tanpa menungguku." Kata pria yang muncul dibelakang Ailleen.
"Mereka yang mengajakku untuk memulai permainan lebih dulu, jadi aku tidak menunggumu." Jawab Ailleen sambil tersenyum pada tunangannya yang baru bergabung.
Tim maju dan bersama anak buah yang menjemputnya, mengikat tangan dan kaki ketiga pria itu.
"Bagaimana kalian bertiga bisa dikalahkan hanya dalam sekali pukulan oleh seorang wanita? Sangat memalukan." kata Tim.
"Mengapa kalian semua diam? Bukankah kalian yang tadi akan mengajakku bersenang-senang?" tanya Ailleen sambil mendekati ketiga pria itu dan dengan santai mengarahkan laras pistol ke kening ketiga pria itu setelah menarik pengunci pistol tersebut.
"Kelihatannya kalian telah memilih tempat terbaik dilahan parkir ini, karena kulihat tidak ada orang yang akan kemari walaupun kalian berteriak." Kata Tim.
"Kami tidak bersalah, kami hanya menjalankan perintah?" kata pria ketiga yang belum terluka, ketika Ailleen mengarahkan pistol ditangannya pada kening pria itu.
"Kalian diperintah? Aku tidak percaya, tadi kalian yang mengajakku bersenang-senang, jadi tentu saja aku akan bersenang-senang dengan kalian sekarang." kata Ailleen sambil mengarahkan ujung pistol ke jantung, berhenti sejenak disana lalu diarahkan turun sampai ke selangkangan pria itu yang sudah gemetar ketakutan.
"Aku tidak bersalah, mereka yang mengajakku."
"Sudah berapa wanita yang kalian pernah puaskan dengan ini?" kata Ailleen sambil memindahkan pistolnya kealat kelamin ketiga pria itu.
Ketiga pria itu berkeringat dingin, sedangkan Tim hanya melihat keusilan Ailleen dengan wajah dingin, padahal dia sudah ingin tertawa.
"Mengapa kalian diam? Bukankah tadi kalian begitu berani dan sombong?" kata Ailleen lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is The Answer
RomanceTim ditolong oleh seseorang yang tidak dikenalnya saat sedang dikeroyok oleh orang-orang bayaran suruhan lawan bisnisnya. Tim tidak mengenali siapa penolongnya dan tentu saja dia mencari penolongnya yang dia tahu terluka karena menolongnya. Dia sama...