Part 33

2.1K 232 29
                                    

"Tim." panggilan seseorang menghentikan langkah Tim dan membuatnya berbalik.

"Apa kabar? Tidak kusangka akan bertemu denganmu disini." Kata Sabrina yang sudah ada dihadapan Tim.

"Kudengar kamu sudah bertunangan, mana tunanganmu? Mengapa kamu hanya sendirian?" kata Sabrina lagi, karena Tim sama sekali tidak menjawab ataupun membalas sapaannya. Wajah pria mantan kekasihnya itu memang tampan tetapi tatapannya yang dingin kadang membuatnya takut dan dia juga tahu pria itu bukan pria yang banyak bicara atau mengeluarkan suaranya.

Sabrina berpikir jika setelah bertunangan pria itu akan terlihat lebih manusiawi, tapi kelihatannya pria itu masih belum berubah, bukannya menjawab pertanyaannya, pria itu hanya menunduk sekilas sebelum kembali berbaik dan melanjutkan langkahnya.

"Huh, ternyata tetap sama. Aku heran wanita yang bagaimana yang tahan dengan sikapnya itu." kata Sabrina lebih kepada dirinya sendiri.

"Kelihatannya ada yang kecewa telah diabaikan."

Sabrina menoleh kesamping dan raut wajah kesalnya berbuah menjadi senyum manis sebelum berkata, "Untuk apa kecewa, dia bukan satu-satunya pria yang menyukaiku dan mau bertunangan denganku. Bagaimana kabarmu? Kudengar managermu sedang berusaha untuk mendapatkan kontrak untukmu, apakah itu tujuanmu kemari?"

Raut wajah Voila langsung berubah saat mendengar perkataan Sabrina padanya, untungnya dia bisa menguasai keadaan dan langsung membalas, "Oh, benarkan banyak yang mengajakmu bertunangan? Tapi kulihat hari ini kamu datang sendiri? Mana calon tunanganmu? Aku lupa kamu datang bersama orangtuamu yang ingin mencari menantu yang bisa menjadi investor untuk perusahaannya, jadi tentu saja kamu tidak boleh datang bersama calon tunanganmu itu."

Giliran Sabrina yang raut wajahnya berubah menjadi kesal. Sejak dia mengetahui Voila dan Timmothy menjadi kekasih, dia sudah tidak menyukai wanita yang ada dihadapannya sekarang, apalagi setelah dia putus dengan Timmothy, wanita itu mengirimkan karangan bunga sebagai ucapan suka cita.

"Kelihatannya ada yang kecewa karena diputus oleh pria yang harusnya bisa menjamin hidupmu, dan lebih memilih managernya yang hanya bisa membantu menghabiskan uang penghasilannya."

"Setidaknya aku mencari uangku sendiri, tidak bergantung pada orangtuaku."

"Tentu saja, karena sepengetahuanku orangtuamu sudah tidak menganggapmu sebagai putrinya setelah kamu putus dengannya."

Raut wajah Voila memerah, dia benar-benar kesal, marah dan tersinggung dengan perkataan Sabrina, jika dia tidak mengingat mereka sedang berada dalam pesta, dimana dia memang sedang mencari relasi yang bisa membantunya mendapatkan kontrak kerja, mungkin dia sudah akan menampar mulut wanita yang ada dihadapannya sekarang.

"Dua wanita cantik ini, apakah sedang memperebutkan atau menyesal karena tidak berhasil mendapatkan seorang pria potensial?"

Perkataan seorang pria yang tiba-tiba muncul, membuat kedua wanita itu langsung mengalihkan tatapan mereka. Jika sebelumnya raut wajah kedua wanita itu kesal dan marah, hanya dalam sepersekian detik raut wajah keduanya langsung memasang wajah tersenyum, memberi senyum manis dan menggoda pada pria tampan yang ada dihadapan mereka.

"Mengapa berhenti berdebat?" kata pria itu lagi.

"Kami hanya berdiskusi dan untuk apa kami meributkan mantan kami yang sudah bertunangan." Kata Sabrina.

"Ya, bukankah lebih baik mencari pria tampan tanpa pasangan seperti anda." Kata Voila.

"Wah, sayang sekali. Kelihatannya saya menyapa tidak tepat waktu, padahal saya berharap bisa melihat perkelahian kalian berdua untuk memeriahkan acara malam ini."

Love is The AnswerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang