Part 44

2.4K 240 42
                                    

"Wow...." Pekik Ailleen saat melihat pemandangan yang terhampar dihadapannya, dari jendela kamar hotel yang akan mereka tempati.

Tim memeluk istrinya dari belakang, "Mengapa aku merasa pemandangan ini indah semakin indah karena dirimu?"

"Jangan mengobral rayuanmu padaku, kamu tahu itu tidak ada gunanya."

"Apakah membuatku kesal adalah kegemaranmu?"

"Itu keahlian yang diturunkan dari mommy dan daddy."

Tim tertawa, mengeratkan pelukannya, "Kamu benar, pemandangan matahari terbenamnya sangat cantik."

Mereka berdua melihat pada langit yang mulai berubah warna, pemandangan yang hampir tidak pernah terlihat dikota besar dimana mereka tinggal karena tertutup gedung-gedung yang tinggi.

Saat matahari sudah benar-benar masuk kedalam peraduannya, Tim baru memutar Ailleen untuk menghadapnya, "Matahari telah terbenam tetapi matahariku tetap bersinar."

Ailleen tertawa, balas merangkul Tim dan menyandarkan kepalanya didada suaminya, "Aku lupa belum mengucapkan terima kasih."

"Terima kasih?" tanya Tim sambil mengelus rambut dan punggung istrinya.

"Ya, terima kasih karena telah memberiku kejutan saat resepsi kemarin." Jawaban Ailleen membuat Tim tersenyum.

"Senang kamu menyukainya."

"Aku tidak menyangka jika kamu memiliki suara yang merdu, apakah kamu tidak berpikir untuk menjadi penyanyi?" Ailleen mengangkat kepalanya untuk melihat suaminya.

"Kamu ingin aku menjadi penyanyi? Tidak kuatir kamu akan memiliki banyak saingan?"

"Aku tidak kuatir jika sainganku itu wanita karena kamu bilang aku satu-satunya wanita dalam hidupmu, jadi aku lebih kuatir jika sainganku itu berjenis kelamin laki-laki."

Tim langsung mencubit gemas kedua pipi Ailleen, "Kamu pikir suamimu punya kelainan?"

Ailleen menatap mata suaminya dengan jenaka, "Tidak tahu, aku belum membuktikannya."

Tim tersenyum, "Kelihatannya kamu juga tidak sabar untuk membuktikannya."

Tim menarik wajah Ailleen mendekat padanya dan tanpa ragu menyatukan bibir mereka, memulai cumbuan lembut dan tentu saja mengiring langkah mereka berdua untuk masuk kedalam kamar. Kali ini mereka tidak lagi perlu menahan diri, Ailleen juga tidak ragu untuk membuka kaos Tim, sama seperti Tim yang memulai memindahkan ciumannya kerahang istrinya.

Suara desahan yang terdengar keluar dari bibir Ailleen membuat Tim tersenyum, dan ketika mereka tiba ditempat tidur, Tim membaringkan Ailleen dengan lembut, menatap mata istrinya yang dipenuhi gairah, lalu melepas pakaian yang tersisa dari tubuh mereka berdua.

Tangan Tim bergerak untuk mencari titik-titik sensitif Ailleen, dia tahu ini adalah kenikamtan pertama untuk istrinya tapi dia juga sadar Ailleen dengan profesinya pasti sudah paham mengenai hubungan badan, jadi dia hanya perlu bertindak dengan benar.

Pekikan kenikmatan diiringi keluarnya cairan dari organ kewanitaan Ailleen membuatnya merasa puas dan lemas, tetapi kelihatannya Tim tidak memberinya kesempatan untuk berisitirahat. Tim sudah kembali memancingnya, bahkan tanpa ragu mulai memposisikan dirinya, berusaha menempatkan juniornya, mulai mendesak masuk dan tentu saja dengan terus memberi rangsangan pada Ailleen, sampai akhirnya dia berhasil menembus pertahanan terakhir dari istrinya.

Tim menunggu sampai Ailleen mulai terbiasa dengan kehadiran junior didalam dirinya, setelah itu dia baru mulai bergerak, dia tidak yakin setelah dia bergerak dia akan bisa berhenti karena apa yang dia rasakan saat ini adalah kenikmatan yang belum pernah dirasakannya dan terus ingin dirasakannya.

Love is The AnswerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang