Part 5

2.7K 304 43
                                    

"Aku sudah tiba dihotel kalian dimana?" tanya Ailleen pada orang yang sedang diteleponnya.

"Langsung ke resepsionis dan minta kunci kamarmu, kita berada dalam satu lantai dan kamar kita bersebelahan dan memiliki pintu penghubung, jadi kamu tinggal membuka pintu penghubung untuk ikut bergabung." Jawab orang yang ada disambungan telepon itu.

"Baiklah."

Ailleen melangkah menuju resepsionis dan ikut mengantri disana sambil mengirim pesan pada anggota keluarganya, mengabarkan jika dia sudah tiba. Menjadi putri tunggal yang mempunyai saudara pria itu tidak mudah, belum lagi dengan daddynya yang protektif, walau dia sudah dewasa dan dia juga sudah mandiri, tetap saja dia harus mengabarkan keberadaannya, dan dia tahu itu berlaku juga pada Nathan dan Sky adiknya.

Pria didepannya sudah selesai dilayani, Ailleen menunggu pria itu bergeser sebelum maju, dia tidak menyadari jika pria yang baru saja selesai dilayani sempat menghentikan langkahnya sejenak dan melihatnya, sebelum kembali berjalan.

Ailleen menyebutkan namanya pada resepsionis dan pria itu masih sempat mendengarnya, sekilas terlihat perubahan raut wajah pria itu dan tanpa sadar mengulang nama itu dalam hatinya 'Ailleen Smith'

Ailleen menerima kunci kamarnya dan langsung naik dengan membawa kopernya sendiri, dia langsung membuka pintu penghubung yang ada didalam kamarnya dan benar saja keriuhan dari kamar disebelahnya langsung terdengar.

"Ailleen, akhirnya kamu datang juga." Teriak Isabel, wanita yang mengundangnya atau lebih tepatnya senior merangkap pembimbing dan rekannya saat dia masih menjadi dokter muda.

"Selamat pengantin cantik, tapi mengapa kamu berada disini?" jawab Ailleen yang memang umurnya lebih muda dari Isabel dan teman-teman mereka lainnya yang ada didalam kamar itu.

"Aku tidak mungkin berada dikamar Hanzel jika masih ingin pernikahan ini tetap diadakan, kami sudah dipisahkan sejak 3 hari yang lalu dan tidak diijinkan bertemu. Daripada berada dikamarku sendiri dan mendnegarkan omelan mommyku, aku lebih memilih berada disini."

"Lin, Isabel mengajak kita untuk makan malam bersama keluarganya, kamu ikut dia atau ikut kami?"

"Apa pilihan lainnya?"

"Turun ke club dan mencuci mata disana."

"Tentu saja pilihan kedua." Jawab Ailleen cepat, membuat yang lain tertawa dan Isabel mengerutu.

"Kalian yakin tidak ingin kukenalkan pada kakakku yang tampan?"

"Pilih mana, kami ikut denganmu dan besok para pendamping pria membatalkan diri atau membiarkan kami menikmati waktu sendiri."

"Benar juga, baiklah aku akan membiarkan kalian malam ini. Tapi pastikan kalian tidak mabuk dan tidak merusak acaraku besok."

"Tenang saja, itu pasti tidak akan terjadi."

"Sebentar, aku baru sadar jika pendamping pria adalah kekasih kalian bertiga, bagaimana dengan diriku?"

Keempat wanita itu menoleh pada Ailleen dan tertawa, "Sudah terlambat untuk menyadarinya sekarang, mengingat bagaimana sikapmu pada pria kurasa siapapun pasanganmu besok, kamu tidak akan mempermasalahkannya." Kata Isabel yang dalam hatinya sudah bersorak kegirangan karena dia juga kembali berhasil mengakali pendamping wanita termudanya itu.

"Benar juga, selama dia bukan kakek-kakek yang harus kutuntun kemana-mana." Jawab Ailleen santai membuat yang lain tertawa.

"Lebih baik kita segera mencoba gaun kita dan memeriksanya jika ada yang perlu diperbaiki, sebelum bersiap-siap turun untuk cuci mata."

Love is The AnswerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang