Part 38

2.3K 244 8
                                        

"Aku dengar dari daddy dan Nathan, kamu sudah berhasil menaklukan J.Screen." tanya Ailleen.

"Aku mengakusisi SS, bukan menalukkan J.Screen." jawab Tim sambil tetap memeriksa dokumen

"Apa bedanya?"

"Beda, karena dalam seumur hidupku aku hanya harus menaklukkan satu orang."

"Siapa?"

"Seorang wanita yang bernama Ailleen Elvano Walter."

Ailleen langsung tertawa, "Bahkan sambil bekerja kamu bisa mengeluarkan rayuan. Bagaimana dengan kedua mantanmu?"

"Apakah ini pertanyaan jebakan?" tanya Tim sambil mengangkat kepalanya dari berkas menatap layar computer yang menampilkan calon istrinya juga sedang duduk dibelakang meja kerjanya di rumah sakit.

"Jebakan? Untuk apa aku menjebakmu?"

"Bukankah kamu tahu jika mereka berdua sudah dibebaskan, jadi apa maksud pertanyaanmu dengan kata 'Bagaimana?" tadi." Kata Tim sambil memandang calon istrinya dengan tajam.

"Aku hanya penasaran, apa yang terjadi pada mereka berdua setelah keluar dari kantor polisi dengan babak belur." Kata Ailleen sambil tertawa.

"Yang bisa kupastikan adalah mereka akan ke rumah sakit untuk mengobati luka cakaran mereka sendiri, setelah itu mereka bedua pasti akan tetap bermusuhan."

"Bukankah mereka sejak awal memang bermusuhan? Bisa-bisanya mereka mau bekerjasama. Tapi dari yang kulihat, Voila kelihatannya lebih licik dari Sabrina."

"Voila licik karena keadaan, karena persaingan pekerjaan sedangkan Sabrina hanya memikirkan diri sendiri, bersenang-senang dan jika dia mengalami masalah orangtuanya pasti akan datang membereskannya."

"Wah, tidak kusangka kamu masih mengingat kelebihan mereka."

"Jika itu yang kamu sebut kelebihan, kamu keliru karena aku tidak ada waktu untuk memikirkan mereka. Sekarang waktuku habis memikirkan calon istriku yang memiliki begitu banyak kelebihan yang tidak kuduga, juga persiapan penikahanku. Apakah kamu sudah menyiapkan barang-barang yang perlu kamu bawa besok?"

"Tentu saja...." Ailleen menjeda perkataannya membuat Tim memandangnya dengan penuh tanya, "Belum." Lanjutnya dengan tersenyum.

"Sudah kuduga. Mengapa malam ini kamu tidak pulang dan menyiapkannya?"

"Besok siang masih ada waktu untuk menyiapkannya. Mengapa kita harus mengambil foto lagi?"

"Tanyakan pada kedua mommy kita, walau aku tidak keberatan mengingat Jerman adalah tempat kita kencan untuk pertama kali."

"Bukankah waktu itu kamu hanya menemaniku berlibur? Mengapa dikatakan berkencan?"

"Katakan, kapan pertama kali kita pergi berduaan sejak pertemuan pertama kita?"

Ailleen meletakkan pulpen yang ada ditangannya di keningnya, kelihatan sedang berpikir keras membuat Tim semakin gemas pada calon istrinya.

"Aku benar-benar ingin menyetil keningmu sekarang." kata Tim.

"Daripada kamu sentil kenapa kamu tidak menciumnya saja?"

"Aku akan menyentil keningmu dan mencium bibirmu."

Ailleen langsung tertawa, dia memang suka menggoda Tim, apalagi jika dia melihat calon suaminya itu sedang serius.

"Selesai pengambilan foto, kamu akan langsung melatih?"

"Tidak sabar melihatku melatih?"

"Bukan itu, aku hanya berpikir jika jadwalmu begitu sibuk mengapa masih akan mengambil libur? Bukankah kamu juga sedang mengurus masalah Tony dan Sony?"

Love is The AnswerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang