Part 7

2.8K 301 81
                                    

Sean melihat pada istrinya yang terus tersenyum pagi itu, padahal melihat tidak adanya Tim saat makan pagi bersama harusnya istrinya mengomel.

"Mengapa kamu tidak kesal karena Tim tidak ikut makan pagi bersama?" tanya Sean pada istrinya ketika mereka bersiap-siap untuk pulang siang itu.

"Karena semalam anak itu sudah memberikan kebahagiaan untukku." Jawab Tiff.

"Apa maksudnya?"

"Kamu tidak lihat bagaimana dia dan pasangannya semalam, saat semua berkumpul dan mengobrol, mereka berdua malah duduk berdua dan mengobrol berdua. Bahkan setelah pemberkatan, Shawn melihat dia pergi dengan pasangannya itu naik mobilnya."

"Kamu dan Isabel sengaja memasangkan mereka?" Tanya Sean.

"Kurang lebih begitu, tapi kami tidak menjodohkan mereka."

"Memangnya siapa wanita itu?"

"Isabel hanya mengatakan jika Ailleen adalah juniornya dan sahabatnya. Daddy tenang saja, Isabel tidak akan mengenalkannya pada Tim jika wanita itu bukan wanita baik, kemarin mommy waktu dikenalkan padanya juga memiliki perasaan jika dia wanita baik."

"Semoga saja mereka tidak kembali mengecewakan mommy."

Tiff langsung memeluk suaminya, "Kuatir mommy bersedih? Kan ada daddy yang bisa menghibur mommy."

Sean merangkul pinggang istrinya, "Ya, tapi daddy tidak suka melihat mommy bersedih. Tim sudah dewasa, dia pasti akan menemukan pasangannya. Apakah mommy tahu alasannya tidak ikut sarapan tadi pagi?"

"Semalam dia mengatakan pada Matt jika dia ada urusan pagi-pagi sekali jadi tidak bisa ikut sarapan."

Sean hanya menggeleng, hanya melihat putra keduanya dekat dengan wanita istrinya sudah sangat bahagia, tapi itulah istrinya hal sederhana sudah bisa menyenangkan dirinya, membuatnya semakin mencintai istrinya itu.

***

Ailleen terkejut ketika dua sepeda motor sudah terparkir cantik didepan pintu utama hotel yang masih sepi karena sebagian besar tamu hotel adalah tamu undangan yang semalam berpesta sampai larut malam.

"Dua motor? Dan ini motor keluaran tahun terakhir."

"Bukankah kamu bisa mengendarinya? Kebetulan aku punya teman yang memilikinya dan aku meminjamnya."

"Dengan senang hati aku akan menerima tawaran itu. ayo kita berangkat."

Tim sudah duduk diatas motornya, memakai helm sambil mengamati Ailleen, semalam mereka mengobrolkan banyak hal dan Tim bisa melihat jika Ailleen memang polos tetapi otaknya berisi.

Saat melihat Ailleen keluar dari pintu hotel Tim sudah terkejut, karena wanita itu kembali dengan penampilan yang berbeda. Rambut diekor kuda, celana jeans, kaos, jaket kulit dan sepatu bot, membuatnya terlihat berbeda, sekarang Tim melihat bagaimana Ailleen menggulung rambutnya dan menyembunyikannya didalam helmnya, sekarang Tim merasa yakin jika Ailleen memang penolongnya, karena penampilan Ailleen sama persis dengan penolongnya malam itu, walau jaket yang dikenakannya berbeda, tapi pengamatan Tim tidak pernah salah.

Mereka berkeliling dan akhirnya berhenti disebuah café untuk sarapan makanan khas kota itu. Setelah memesan, Ailleen pamit kekamar mandi saat kembali dia sudah melepas jaketnya dan menyampirkannya disandaran kursi, saat itulah Tim melihat bekas luka yang sudah samar yang semalam tidak dilihatnya. Satu hal yang ingin diketahuinya adalah, apakah Ailleen benar-benar tidak mengetahui jika dia pernah menolongnya.

"Tanganmu pernah terluka?" tanya Tim.

Ailleen mengangkat tangan kirinya dan melihat bekas luka samar yang dimaksud oleh Tim, "Ya, luka gores."

Love is The AnswerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang