Bagian 5 : Pulang Bersama

1K 89 58
                                    

B a g i a n 5 : Pulang Bersama.

Jangan membuat dirimu sendiri ragu, kamu tidak bisa melindungi dan memiliki dua orang sekaligus.

***

"Fem, kamu nunggu siapa?" tanya Tama, ia baru saja menghampiri Femila yang berada di gerbang depan sekolah, gerak-geriknya terlihat menunggu seseorang.

"Nunggu temen, kamu ngapain disini?"

"Gapapa, mau aja."

Femila tersenyum kecil, "Aneh, mending kamu pulang daripada berdiri disini."

"Mau nunggu sampai kamu di jemput boleh kan?"

"Boleh aja sih, tapi-"

"Fem, ayo!"

"Tunggu sebentar, Arsen."

Lelaki yang di panggil Arsen itu tersenyum penuh arti saat melihat raut wajah Tama yang tampak terkejut.

"Ah- iya! Tam, kenalin ini Arsen teman rumah."

Arsen mengulurkan tangannya, "Salam kenal, gue Arsen."

Tama membalas tatapan Arsen dengan sorot penuh kebencian, bahkan ia sama sekali tidak berniat untuk menyambut jabatan tangan lelaki itu.

"Fem, gue duluan."

Arsen tersenyum puas melihat kepergian Tama, ia beralih menatap Femila, "Ayo, nanti kesorean loh sampai rumahnya."

"Iyaa sabar."

"Lo deket Fem sama Tama? Baru aja masuk sekolah udah dapet temen cowo ya, jago juga!"

"Temen biasa kok, gue kenal juga karena dia ngajak kenalan duluan."

Arsen mengangguk paham, lalu mengucap dalam hati, "Lo salah udah suka sama Femila, Tam."

"Yaudah, ayo naik cantik!"

Femila tersenyum malu, "Sen, jangan kayak gitu bisa nggak?"

Arsen terkekeh, semudah itu ternyata membuat teman kecilnya ini terbawa perasaan.

"Sehabis ini mau kemana? Mau langsung pulang atau jalan-jalan dulu?"

"Mau jalan-jalan!" jawab Femila.

"Siap, tuan putri!"

Femila tersenyum bahagia mendengar panggilan itu terdengar lagi dari sahabat kecilnya.

Sudah beberapa tahun semenjak waktu memisahkan mereka, ia tidak pernah lagi mendengar sebutan itu, dan hari ini ia bisa kembali mendengar dan merasakan hangatnya kebersamaan layaknya saat kecil dulu, namun sayangnya Femila tidak mengetahui bahwa kehangatan yang Arsen bawa adalah sebuah kebohongan besar yang akan membuatnya jatuh ke dasar keterpurukan.

"Fem? Kok bengong?"

"Hah? Nggak kok, Sen. Cuma seneng aja kita di pertemukan lagi."

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang