Bagian 13 : Pesta

1K 87 100
                                    

B a g i a n 13 : Pesta.

Aku tak perlu mencoba untuk bahagia,
Karena saat bersamamu, hal itu
terjadi begitu saja.

***

Teriknya mentari menemani perjalanan Tama dan Anggi hari ini, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing hingga tak terasa motor Tama sudah sampai di perkarangan rumah Anggi.

"Makasih ya, Tam."

"Sama-sama, Nggi."

Baru saja Anggi ingin melangkah, tiba-tiba Tama menahan lengannya membuat langkah Anggi terpaksa terhenti.

"Kenapa?"

"Lo gak mau merealisasikan apa yang tadi nyokap gue bilang?"

Anggi mengerutkan dahinya, tidak mengerti apa yang Tama maksud, "Merealisasikan? Emang Tante bilang apa tadi?"

"Kita, lebih dari temen?"

Tubuh Anggi mendadak menegang, lidahnya tercekat membuatnya tak mampu mengatakan apapun, detak jantungnya juga berdetak tak karuan.

"Ma-maksudnya?"

"Jadi pacar gue, mau?"

Anggi menahan nafasnya, tentu saja "iya" adalah jawaban yang akan ia ucapkan, namun masalahnya, ia terlalu gugup untuk menjawabnya, semuanya terasa terlalu tiba-tiba.

"Ma-mau."

Tama tersenyum tulus, semua ini keinginan dari hati dan pikirannya, bukan suatu hal yang ia paksakan. Hanya saja, ia belum bisa memastikan maksud dari hatinya, antara ia memang sudah mulai mencintai Anggi, atau hanya untuk mempercepat keadaan agar hubungan Arsen dengan Femila bisa membaik, dan gadis itu akan bahagia.

"Ya-yaudah aku masuk duluan ya."

"Besok ke pesta Femila bareng aku, mau?"ajak Tama pada perempuan yang sudah berstatus pacar-nya sekarang.

"Boleh, kamu mau jemput jam berapa?"

"Jam tujuh, gimana?"

"Boleh."

"Okey, kalau gitu aku pulang dulu ya," pamit Tama.

Anggi mengangguk lalu membiarkan Tama pergi dari hadapannya, setelah motor lelaki itu sudah menjauh dari perkarangan rumahnya, Anggi menyandarkan tubuhnya pada pagar rumahnya, lututnya lemas, bahkan untuk melangkah saja sepertinya Anggi belum bisa.

"Serius gue jadian sama Tama? Mimpi gak sih?" gumamnya sembari memukul pelan kedua pipi chubby-nya itu.

"Anggi! Kamu ngapain disitu?"

Suara Nafira memecahkan lamunannya, ia beranjak menghampiri Kakanya dengan senyum bahagia.

"Aku ke atas dulu ya, Kak! Capek, mau tidur hehe!"

Nafira menatap Adiknya heran, ada apa dengan anak itu? Binar wajahnya memancarkan kebahagiaan yang dapat Nafira rasakan juga.

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang