Bagian 12 : Rumah Tama

1K 97 104
                                    

B a g i a n 12 : Rumah Tama.

Hal yang paling sulit dalam mencintai adalah memulainya, terutama membuka hati ketika yang lama saja belum selesai.

***

"Nggi, lo udah dimana?!"

"Masih di rumah."

"Berangkat sekarang Anggi! Ini semua udah pada ngumpul kecuali lo!"

"Gak tau aku mau pake baju apa, Pit!"

"Berangkat sekarang sebelum gue ganti peran lo biar lo liat Tama sama cewe lain!"

"Pit-"

Belum sempat Anggi berbicara, Fitri sudah terlebih dahulu mematikan panggilannya, dengan terburu-buru Anggi mengambil bajunya asal dan sedikit memoles wajahnya.

"Mau kemana, Nggi?"

"Mau ke rumah temen, Kak. Latihan buat drama sekolah, aku pergi ya!"

"Hati-hati, Nggi. Jangan pul-"

Brak

Nafira menggeleng kecil melihat adiknya yang tergesa-gesa, "Pasti belum sarapan itu anak, kebiasaan."

Dengan tergesa Anggi langsung menaiki motor ojek online yang sudah ia pesan. Di dalam perjalanan Anggi tak berhenti mengirim pesan pada Fitri, namun gadis itu tidak merespon sama sekali.

Butuh setengah jam untuk dirinya sampai di depan rumah bernuansa hitam putih itu, setelah turun dan membayar ojek online-nya, ia pun berjalan dan mengetuk pintu secara perlahan.

"Hai, cantik."

Anggi tertegun kala melihat wanita paruh baya berdiri tepat di depannya, ia tersenyum canggung.

"Hai, tante," sapa Anggi.

"Langsung ke dalam aja ya, teman-teman yang lain udah pada di dalam."

"Iya, tante. Makasih yaa."

"Kamu namanya siapa?" tanya Ana, ibunda Tama.

"Aku Anggi tante."

Ana tampak terkejut sebentar, lalu kembali tersenyum, "Anggi nanti jangan langsung pulang ya?"

"Makan bareng tante dulu, mau gak?"

"Ma-mau tante."

Ana tersenyum senang, "Yaudah, gih samperin temen-temennya, kayaknya udah pada nungguin kamu."

"Iya, makasih ya Tan."

Anggi beranjak menuju ke ruang tengah, suara bising sudah terdengar darisana, baru saja ia ingin membuka pintu, namun ternyata seseorang mendorongnya terlebih dahulu.

"Eh-"

Pipi Anggi memerah kala melihat sang tuan rumah berdiri tepat di depan dirinya, belum lagi di tambah penampilan sederhana dari Tama, rambutnya yang masih setengah basah, di padu dengan kaos hitam dan celana pendek selutut.

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang