B a g i a n 15 : Perhatian
Kehadiranmu adalah salah satu bentuk baiknya semesta padaku.
***
Sudah terhitung sebulan setelah Ratih memilih anak kelasnya untuk menampilkan drama di saat acara ulang tahun sekolah, dan besok adalah hari dimana mereka akan menampilkan drama yang sudah mereka siapkan sebulan lalu.
Yang artinya sudah terhitung dua atau tiga minggu setelah Tama meminta Anggi menjadi pacarnya. Soal perasaan, Tama sendiri pun tak bisa memastikan, yang jelas lelaki itu mulai terbiasa dan menyukai hal-hal kecil dari Anggi, perlakuannya pun manis, layaknya seorang lelaki yang mencintai pacarnya.
Apakah itu sudah bisa di sebut cinta? Tama pun tidak tau, ia hanya mengikuti alur yang semesta rancang, dan ia percaya bahwa cinta akan tumbuh karena terbiasa.
Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, dan mereka masih berada di sekolah untuk melakukan gladi bersih sebelum hari esok tiba.
"Nice! Nanti kita latihan satu kali lagi ya, kalian bisa nunggu di belakang!"
Semua pemain turun dari panggung, Anggi memilih untuk duduk sebentar, sedari tadi rasa pusing menyerang kepalanya, di tambah juga dengan rasa mual yang datang tiba-tiba.
"Kenapa?"
"Enggak, cuma pusing dikit aja."
"Aku kesana sebentar ya, nyamperin temen-temen, ada yang mau aku tanyain," pamit Tama.
Anggi hanya mengangguk, ia sibuk memijit kepalanya sendiri, berharap usahanya itu dapat menghilangkan rasa pusing yang sedari tadi menganggunya.
"Kenapa, Nggi?" tanya Melisa yang baru saja datang menghampirinya.
"Pusing, Ci," rengek Anggi.
"Yaampun, kok badan kamu panas?" tanya Melisa panik, ia bolak-balik menyentuh dahi Anggi yang terasa hangat.
"Begadang ya?"
"Iya."
"Jarang sarapan?"
"Iya.
"Makan pedes mulu?"
"Iya."
"Kebiasaan anak ini! Ngeyel banget di bilangin!"
"Mel, bantuin gue dong!" panggil salah satu tim dekorasi.
Melisa mengangguk, lalu beralih menatap Anggi, "Jangan kemana-mana, aku tinggal bentar."
"Iya, sana urusin dulu."
Anggi menyandarkan kepalanya, matanya ia pejamkan, dan tangannya masih sibuk memijat kepalanya.
Tiba-tiba ia merasakan sebuah kain menyelimuti badannya, saat membuka mata, ia di sambut oleh tatapan khawatir dari Tama.
"Masih pusing?" tanya Tama sembari menyentuh dahi Anggi, ia tersentak kala rasa hangat menjalar di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Hati
Fiksi Remaja"Kalau cuma di liatin doang, nggak akan bisa jadian, Nggi." "Kodrat cewe itu nunggu, kalau lo lupa." Sudah genap satu bulan Anggi Zelina Nayara menyukai teman sekelasnya, lelaki berparas tampan nan mempesona bernama Mark Natama Altezza. Semesta mema...