Bagian 38 : Hadiah

776 89 105
                                    

B a g i a n 38 : Hadiah.

Mungkinkah aku meminta,
Kisah kita selamanya?
Tak terlintas dalam benakku,
Bila hariku tanpamu.

Melawan Restu - Mahalini.

***

Anggi masuk ke dalam kelas dengan keadaan lesu, perubahan mood Anggi yang tiba-tiba itu berhasil mengundang pertanyaan dari Fitri dan Melisa.

"Kenapa, Nggi? Kok lesu gitu?"

"Enggak."

"Ayo dong, yang ulang tahun nggak boleh sedih!"

Mengingat hari ini adalah hari ulang tahunnya, Anggi langsung membuka tas-nya dan mengeluarkan kartu undangan pesta ulang tahun yang sudah di siapkan sejak sehari lalu.

"Asik banget, pake pesta segala!" seru Fitri.

"Sayangnya kalian nggak dapet undangannya!"

"Kok gitu?"

"Soalnya kalian harus hadir dua jam sebelum acara di mulai, gimana?"

"Siaapp!"

"Apapun buat birthday girl yang satu ini!"

Anggi tersenyum, ia pun berdiri dan mulai membagikan satu persatu undangan pada teman kelasnya.

Sampai pada meja Kelvin, bukannya membagikan, Anggi justru terdiam sembari menatap kursi kosong di sebelah Kelvin.

"Kemana dia? Sebentar lagi bel masuk bunyi, apa dia bolos?"

"Kenapa bengong sayang?"

Anggi terbuyar dari lamunannya akibat perkataan yang terlontar dari mulut Kelvin, ia refleks memukul pelan bahu lelaki itu.

"Kok di pukul?"

"Jangan keras-keras, Vin."

"Loh kenapa?"

"Nanti ada yang mau aku omongin, waktu istirahat di parkiran belakang."

"Oke."

Setelah membagikan semua undangan, Anggi kembali ke bangkunya, bertepatan dengan bel masuk berbunyi.

Brak

"Santai dikit anjir, Tam!"

Pandangan Anggi teralih pada Tama yang baru saja masuk ke dalam kelas dengan keadaan yang berantakan, dasi dan kemejanya sudah tidak terletak pada posisi awal, rambutnya yang berantakan, dan raut wajahnya yang suntuk.

"Kenapa anjir, Tam?"

"Lo habis nangkepin ayam apa gimane sih? Baju berantakan, muka juga suntuk."

"Diem."

"Anjir galak bener."

Ingin sekali Anggi menghampiri dan menanyakan keadaan lelaki itu, tetapi saat bertatapan saja, Tama langsung memalingkan wajahnya.

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang