Bagian 10 : Selin, Arsen, dan Tama

1K 83 72
                                    

B a g i a n 10 : Selin, Arsen, dan Tama.

Perpisahan bukan di sebabkan oleh waktu atau jarak, tapi oleh perasaan.

***

"Perasaan lo itu sebatas khawatir Anggi terseret ke dalam masalah lo sama Arsen, atau sebenernya lo cemburu liat Anggi sama cowo lain?"

Tama bungkam atas perkataan Reza, sedangkan temannya itu tersenyum puas.

"Mampus, kicep juga kan lo! Inget rasa itu nggak pernah bilang kalau dia datang."

"Najis, sok puitis lo!" seru Tama.

"Inget, Tam. Cukup Selin aja yang pergi, jangan biarkan yang lain juga," ujar Reza menasihati.

"Harus berapa kali gue bilang kalau perasaan gue ke Selin sebatas sahabat?"

"Lo lupa seberapa hancurnya lo waktu Selin ninggalin lo?"

"Karena gue kehilangan sahabat gue, Za."

"Kehilangan sahabat aja lo bisa sehancur itu, gimana kehilangan orang yang lo cinta?"

"Terserah lo."

Reza tersenyum puas, "Semoga lo cepet-cepet sadar ye, gue mau ke kantin belakang, ikut nggak lo?"

"Gue nyusul."

Reza mengangguk lalu beranjak meninggalkan Tama yang masih bergulat dengan pikirannya.

Selin, Tama tidak tau harus sedih atau senang jika mengingat semua hal tentang gadis itu. Kenangan mereka terlalu indah untuk di jelaskan, namun perpisahan yang terjadi juga tak kalah menyakitkan.

Ia memejamkan mata, pikirannya melayang pada sebuah memori menyakitkan yang pernah terjadi beberapa tahun silam.

"Tam, kita ini apa?"

"Maksud kamu?"

Selin Anindya, salah satu sahabat dekat Tama, keduanya menjalin hubungan persahabatan sejak kecil, Tama selalu ada untuk Selin begitu juga dengan Selin yang selalu ada untuk Tama.

"Perasaan kamu ke aku sebenernya gimana, Tam?"

"Aku sayang kamu, Sel. Sebagai sahabat, nggak lebih."

Selin memejamkan mata, menahan rasa sakit yang di sebabkan perkataan Tama barusan.

"Kenapa harus aku yang jatuh cinta?"

"Sel?"

"Aku sayang kamu, Tama. Lebih dari sahabat."

"Semua perhatian kamu, cara kamu memperlakukanku, itu semua cuma bentuk persahabatan? Kamu jangan bohong sama perasaan kamu sendiri."

Tama menghadap ke arah Selin, "Sel, itu semua bentuk rasa sayang aku ke kamu, sebagai sahabat, kita temenan udah lama, kamu spesial, kamu beda, tapi sebagai sahabat, Sel. Nggak lebih."

Selin tersenyum getir, "Kalau gitu, biarkan persahabatan kita selesai, aku nggak bisa bertahan dengan hubungan persahabatan ini!"

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang