B a g i a n 18 : Teman
Menyayangi bukan berarti mencintai.
***
Hari ini adalah hari pertama Anggi kembali ke sekolah setelah keluar dari rumah sakit, dan tepat pukul enam pagi, ia sudah berada di kelas, sepertinya ia terlalu bersemangat untuk bertemu kembali dengan teman-temannya.
Anggi pun memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dengan membawa novel favoritnya serta kedua airpods untuk mendengarkan playlist kesukaannya.
"Pagi, Bu," sapanya pada penjaga perpustakaan, ia memang sudah dekat dengan Ibu guru yang menjaga perpustakaan sekolahnya, mungkin karena ia cukup sering datang kesini.
"Pagi, Nak."
Anggi memilih tempat duduk yang tak jauh dari pintu masuk, ia pun membuka kembali buku novelnya dan mulai asik dengan dunianya sendiri.
Detik waktu terus berjalan, hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang dua puluh menit.
"Nak, kemarin Ibu ada liat novel yang baru saja sampai, kayaknya cocok dengan kamu," ujar penjaga perpustakaan yang tiba-tiba saja datang menghampiri Anggi.
"Dimana ya, Bu?"
"Ada di bagian novel, Nak. Cari aja, judulnya juga Ibu lupa, tapi kamu bisa baca sinopsisnya tentang kisah percintaan remaja yang terhalang oleh waktu."
"Baik, Bu. Terima kasih, coba Anggi cari dulu yaa!"
Anggi pun beranjak menuju ke rak novel yang ada di perpustkaan itu, ia sibuk mencari-cari novel yang dimaksud oleh penjaga perpustakaannya.
"Aaa-"
Anggi hampir saja berteriak kala seseorang memutar badannya secara tiba-tiba. Saat membuka mata, ia spontan menahan nafas karena wajahnya sangat dekat dengan sang pelaku.
"Tama!"
Sang pelaku hanya menyengir tanpa dosa, lalu menyubit kedua pipi chubby Anggi yang terlihat menggemaskan.
"Kok tau aku disini?"
"Nanya ke temen-temen kamu, katanya paling kamu lagi di perpus."
"Terus ngapain?"
"Emang gak boleh nyamperin pacar?"
Anggi memukul Tama menggunakan novel yang ia bawa, "Bukan masalah gak boleh, kamu kalau dateng, nyapa bukan malah kagetin aku kayak tadi."
"Iya, maaf. Balik ke kelas yuk? Sepuluh menit lagi bel loh, kamu mau telat? atau mau bolos aja?"
Bukannya menjawab, Anggi justru menyentil dahi Tama, "Sebentar lagi ujian akhir Tama, nanti nyontek lagi kayak waktu itu."
Tama terkekeh, lalu mengenggam tangan Anggi dengan erat, "Iya-iya, yaudah ke kelas bareng ya?"
"Iya, ayo!"
Keduanya berjalan beriringan menuju ke kelas, selama di perjalanan mereka bertemu dengan beberapa orang yang membicarakan mereka, atau lebih tepatnya membicarakan gosip tentang mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Hati
Teen Fiction"Kalau cuma di liatin doang, nggak akan bisa jadian, Nggi." "Kodrat cewe itu nunggu, kalau lo lupa." Sudah genap satu bulan Anggi Zelina Nayara menyukai teman sekelasnya, lelaki berparas tampan nan mempesona bernama Mark Natama Altezza. Semesta mema...