Bagian 46 : Sahabat?

771 87 104
                                    

B a g i a n 46 : Sahabat?

Tak bisa hatiku menafikkan cinta
Karena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku terus pancarkan sinarnya
Mungkin cobaan untuk persahabatan
Atau mungkin sebuah takdir Tuhan.

Sahabat Jadi Cinta - Mike Mohede.

***

"Perlu di bantu nggak?"

"Nggak usah, mending lo rapihin barang sendiri."

"Gue udah dari tadi malem ya, lo aja lambat di bilangin!"

Siang ini suara bising yang berasal dari kamar Tama memenuhi seluruh bagian rumah, sepasang sahabat itu sedang merapihkan barang-barangnya, karena sore hari nanti mereka akan berangkat ke kota Jogja untuk mengurus keperluan Tama disana.

Tidak hanya Selin dan Tama saja yang berangkat, namun Anggi dan Nafira pun memutuskan untuk ikut pergi bersama mereka, agar lebih ramai, katanya.

Padahal ini semua hanya akal-akalan Tama dan Anggi saja agar bisa pergi sekaligus liburan bersama.

"Kenapa sih lo? Seneng banget kayaknya, daritadi senyum-senyum sendiri," tanya Selin, ia merebahkan dirinya di kasur milik Tama.

"Suka-suka gue lah, senyum-senyum gue."

"Oh gue tau, karena lo mau ke Jogja bareng gue kan? Cie, udah lama nggak liburan bareng gue sampai se-happy ini ya?"

Tama terkekeh pelan lalu melempari Selin menggunakan bantal yang ada di dekatnya.

"Bukan lah, geer banget lo!"

"Dih kalau gitu kenapa? Jangan-jangan lo udah gila ya!" ejek Selin.

"Daripada ngejekin gue doang, mending lo bantuin rapihin barang gue."

"Ck, iya iya," ucap Selin menurut.

"Tapi iya juga sih, Sel. Gue kangen liburan sama lo, udah lama kita nggak jalan-jalan bareng."

Perkataan Tama berhasil membuat kedua pipi Selin memerah, "Ciee kangen liburan sama gue!" ejeknya sekaligus menutupi bahwa ia sedang salah tingkah.

"Nggak usah mikir macem-macem lo!"

Tok tok

"Ekhem."

Dehaman tersebut berasal dari depan pintu kamar Tama, disana sudah ada seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Ibunda dari Selin, ia menyenderkan tubuhnya di pintu kamar Tama sembari melihat kelakuan sepasang sahabat itu.

"Kenapa, Mah?"

"Kalian sore jadi berangkat?"

"Iya, Tama titip Mama boleh kan, Tan?" tanya Tama memastikan.

"Boleh lah, kayak sama siapa aja sih, Tam. Lagipula Mama kamu udah mulai membaik kok, udah bisa senyum lagi, mungkin kemarin-kemarin masih di tahap kaget karena di tinggal secepat ini."

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang