Bagian 35 : Bola Basket

766 84 81
                                    

B a g i a n 35 : Bola Basket.

Dan kau hadir, merubah segalanya menjadi lebih indah.

Lebih Indah - Adera.

***

Di tengah derasnya hujan membasahi kota, kehangatan datang menyelimuti kediaman Anggi malam ini, pasalnya Lana, Nafira, dan Anggi sedang berkumpul bersama setelah sekian lama mereka tidak melakukannya.

"Jadi kemarin kamu ngambil dimana aja, Nggi?" tanya Nafira membuka topik pembicaraan.

"Aku punya dua pilihan sih, Kak, antara disini atau di Jogja."

"Disini aja, jangan jauh-jauh, Nggi," saran Lana.

"Aku juga belum tentu keterima, Mah. kalaupun misal nggak keterima di PTN, paling aku juga cari kampus swasta disini."

"Fitri sama Melisa lanjut dimana?"

"Cimey ada rencana mau kuliah di luar, tapi aku sama Fitri selalu larang dia hehe."

"Jangan gitu dong, harusnya kamu dukung bukan kamu larang, gimana sih?"

"Hehe, habisnya Anggi nggak mau jauh-jauh dari mereka berdua."

"Kalau kakak gimana?"

"Gimana apanya?"

"Kapan nikah?"

Uhuk

Pertanyaan dari Anggi mampu membuat Nafira tersedak, untung saja Lana segera mengambilkan minum untuk anak sulungnya itu.

"Gila kamu, kakak masih dua puluh satu tahun ya, pertanyaannya nggak ada yang lebih bermanfaat lagi gitu?"

"Ya tau aja Kak Na mau nikah muda," ucap Anggi enteng.

"Mulutnya kurang ajar!" ujar Nafira sembari memukul pelan bibir adiknya.

"Hehe, lagian udah cocok kok, sayangnya jomblo."

"Mentang-mentang punya pacar jadi sombong dia, Mah!"

"Udah nggak ya."

"Hah putus?" tanya Nafira.

"Iya."

"Kasian banget mau ulang tahun malah nggak ada pacar."

Kini giliran Anggi yang mendadak kesal dengan ucapan Kakaknya itu.

"Udah-udah jangan berantem," lerai Lana.

"Kenapa putus, Nggi?"

Anggi sedikit canggung ketika tiba-tiba saja Lana menanyakan alasan kandasnya hubungan mereka.

"Ya mungkin karena udah nggak cocok aja."

"Dia nyakitin?" tanya Nafira penasaran.

"Nggak, dia baik," sanggah Anggi.

"Kelihatannya emang baik waktu pertama kali Mama ketemu dia, padahal baru aja Mama mau ajak dia makan malem bareng, tapi ternyata kamu keburu udahan sama dia."

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang