Ekstra Part

2.7K 190 8
                                    

Ahkir pekan suasana kediaman Uchiha-Haruno itu tak sebising hari libur sebelumnya, dikarenakan kedua buah hati mereka masih terlelap dalam tidur. Salahkan ayah mereka yang mengajak bermain sampai larut malam, Sakura bahkan sempat bingung kenapa putranya yang masih berumur selapan bulan bisa tidur jam segitu.

Sebagai balasan kepada Sasuke yang membuat mereka kelelahan sampai tak bangun pagi, Sakura menyuruh suaminya itu untuk menjaga kedua anaknya. Sedangkan ia akan shopping bersama Ino dan Hinata. Ingat mereka sudah merencanakan ini dari jauh-jauh hari, tanpa anak mereka. Dan tentu saja yang menjaga buah adalah para suami mereka sendiri. Tapi mungkin itu hanya berlaku bagi Sasuke sepertinya, karena anaknya Ino ada di rumah neneknya begitu pun dengan kedua anaknya Hinata.

Untuk itu hari ini ia akan memprihatinkan suaminya sebelum ia pergi jalan-jalan. Baru kali ini juga ia berani meninggalkan kedua anak mereka pada Sasuke, biasanya ia selalu membawa keduanya, kemana pun ia pergi. Kecuali saat orangtua Sasuke meminjam kedua anak mereka.

"Kalau Sarada sendiri dia sudah mandiri jadi kau tak perlu khawatir, tapi ingat Sasuke-kun jangan berikan dia tomat sebelum memakan sarapannya" Sekarang ia tengah menjelaskan tentang kegiatan kedua buah hati mereka pada akhir pekan. Memang Sasuke sudah tahu, tapi ia hanya berniat mengingatkan saja.

"Iya sayang aku tahu itu" gumamnya sambil meminum segelas kopi yang diseduhkan istrinya.

"Untuk Shinji aku sudah menulis apa yang harus kau lakukan" jarinya menunjuk kulkas, "sudah ku tempel di pintu kulkas"

"Hn"

Sakura memutar bola matanya bosan, "ayolah Sasuke-kun kau tak semangat sekali menjaga kedua anakmu"

"Bukan seperti itu, aku hanya sedikit tak rela kau jalan-jalan keluar tanpa kami" sebenarnya itu hanyalah candaan Sasuke saja. Ia tak sekejam itu untuk tidak memberikan istrinya waktu bersama teman-temannya.

Namun melihat wajah murung Sakura entah mengapa membuatnya khawatir. "Kau kenapa?"

"Apa aku tidak pergi saja yaa. Aku juga tak ingin meninggalkan mereka padamu, bisa-bisanya kau--"

"Kau tak percaya padaku? Jika kau ingin pergi, pergi saja. Tadi aku hanya bercanda, lagipula aku senang juga karena ada waktu dengan Sarada dan Shinji"

"Benarkah?" Inilah Sakura jika menyangkut kedua anaknya akan bersikap seperti ini. Padahal sebelum Shinji lahir dia tak bertingkah seperti ini. Namun setelah putra kedua mereka lahir dia menjadi posessif pada kedua anaknya.

"Tentu"

Sasuke ikut beranjak ketika istrinya sudah beranjak. Mendekat pada wanita yang sudah berpakaian bagus dan rapih tersebut lalu mengecup jidatnya lama. "Jaga dirimu"

"Seharusnya aku yang bilang padamu seperti itu. Ya sudah aku pergi, jangan lupa dengan apa yang sudah ku katakan sebelumnya, aku mencintaimu" ucap Sakura sambil melambai, dan berjalan meninggalkan ruang makan mereka.

Sasuke sendiri tengah tersenyum geli melihat wajah Sakura barusan, bisa-bisanya dia memasang wajah khawatir disaat kedua buah hatinya dijaga oleh suaminya sendiri. Sakura pikir dia ini ayah seperti apa sehingga menatapnya dengan tatapan tak percaya seperti itu.

***

"Jagoan kecil papa sudah bangun" gumamnya sambil membawa bayi kecil tersebut ke dalam gendongannya. Saat sedang menikmati kopinya ia terkejut ketika mendengar rengekan Shinji, bayi itu pasti mencari keberadaan Sakura, mengingat istrinya selalu berada di hadapan Shinji kerap kali dia bangun tidur di pagi hari.

Shinji terlihat mengucek wajahnya menggunakan tangan kecilnya yang begitu imut hingga membuat kedua pipi gembul bayi itu memerah. Katakan pada Sasuke menahan diri untuk tidak mencium pipi putranya dengan gemas, karena bayi itu masih dalam suasana hati yang tidak baik.

Fusion of Destiny (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang