"Hah malesin banget. Udah di kelas XI IPA 4, sekelas sama orang-orang kek gini lagi." Keluh Juna menopang dagu dengan tangannya.
"Heh maksud lo apa ngomong gitu?! Lo pikir gue juga mau sekelas sama orang kek lo." Balas Nina yang duduk dibelakangnya.
"Lah ngapa situ yang nyaut? Gue gaada sebut merk padahal." Sahut Juna tidak mau disalahkan.
"Lo tadi ngomong sekelas sama orang-orang kek gini. Maksud lo kek gini tuh apa? Ngerasa sok paling oke lo disini?" Sahut Rima tak mau kalah.
"Gue setuju kok sama Juna. Gue sama Juna tuh gak seharusnya ada dikelas ini." Yanuar yang juga mengeluarkan suaranya untuk membela Juna.
"Terus maksud lo kita-kita yang lain pantes gitu ada dikelas ini?" Sahut Eno yang merasa sangat tidak setuju dengan perkataan Yanuar.
"Gue sih gak bilang gitu. Tapi kalo lo ngerasa gitu ya bukan salah gue dong." Balas Yanuar tidak peduli.
"Anak SD aja tau maksud dari ucapan lo tanpa lo harus jelasin ." Sarkas Rendi yang memiliki pemikiran sama dengan Eno.
Saat Yanuar ingin membalas perkataan Rendi, Ronald yang duduk disebelahnya memberi isyarat untuk diam. "Udah jangan bikin ribut." Ucapnya. Yanuar pun hanya bisa memberi tatapan tajam ke arah Rendi tanpa membalas ucapannya.
Itu tadi sedikit cuplikan obrolan yang dilakukan oleh beberapa penghuni XI IPA 4 seperti perintah Pak Toriq. Eits masih ada yang lain, ini contohnya.
"Heh tiang yok lah lanjot nyanyi." Ajak Derry pada Raka.
"Gue merasa terpanggil lo bilang tiang gitu. Yang jelas dong kalo mau manggil orang." Sahut Saga yang juga memiliki tinggi badan yang menjulang.
"Si goblok, gue kan tau nama lo. Sedangkan dia gue lupa namanya." Balas Derry yang merasa kesal dengan teman yang duduk disebelahnya itu. Jelas-jelas mereka dulu berasal dari kelas yang sama, kalo Derry mau manggil dia kan tinggal nyenggol. Gak habis pikir Derry sama temen ajaibnya itu.
"Heh lo," Panggil Derry lagi sembari menunjuk Raka dengan telunjuknya.
"Gue yang lo maksud?" Tanya Raka menunjuk dirinya.
"Ya iyalah yang tiang disini kan ya lo."
"Gue punya nama ya teri. Nama gue RAKA. R.A.K.A. Jelas kan?" Raka menekankan namanya dan mengejanya untuk Derry.
"Teri teri, nama bagus-bagus Derry lo seenaknya ganti." Ucap Derry tidak terima.
"Sorry lupa. Dah lah nyanyi aja yok." Ajak Raka mengingatkan niat awal Derry.
Mereka pun berdiri dari duduknya dan memegang apa pun barang yang bisa dijadikan sebagai mic. "Five six seven eight."
"Berkemah berkemah berkemah sama si Nopal, si Nopal si Nopal anaknya bahenol. Bahenol bahenol bahenol ihiyy." Kompak Raka dan Derry yang bernyanyi bersama.
Naufal yang merasa mereka mengejeknya merasa naik pitam. "Heh bahlul, maksud lo-lo pada apaan nyanyi kek gitu? Gue tau ya maksud kalian."
"Selow pal, gapapa kali buat seru-seruan. Lagian bisa pas gitu nama lo juga Nopal. Sapa tau lo bisa ketemu sama adek dan bapak lo disini." Ujar Derry.
"Pal pal, nama gue Naufal njir bukan Nopal. Sekali lagi lo manggil gue Nopal, abis lo." Geram Naufal yang sangat kesal kepada mereka yang baru kenal tapi sudah memanggil namanya seenak mereka.
"Abang abang." Celetuk Nina yang menirukan suara cute girl (adik si Nopal).
"Lah bisa sama gitu." Seru Raka terkejut saat mendengar suara Nina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Class: ExSiFo
FanfictionDitempatkan di kelas yang dijuluki kelas keramat dan tak memiliki masa depan, membuat 24 anak itu menolak dengan keras. Bahkan peringkat 5 besar dalam satu angkatan yang seharusnya berada di kelas XI IPA 1, kini juga terdapar di kelas yang dipandang...