Pagi ini lagi-lagi tidak ada guru yang mengisi jam pelajaran pertama di kelas XI IPA 4. Tentu saja mereka sudah tidak lagi menikmati jam kosong tersebut. Mereka sudah terlalu bosan dengan banyaknya jam kosong di kelas mereka. Hingga jam kosong tak lagi terasa istimewa bagi mereka.
"Ini jam pelajaran siapa sih Vin?" Tanya Rima yang sudah sangat kesal dengan adanya jam kosong.
"Bu Gina. Gue panggil dulu deh." Ujar Malvin bangkit dari duduknya dan beranjak menuju ruang guru.
"Woyy Derr," Panggil Haekal membuat si empu punya nama mendongak menatapnya.
"Ha?"
"Kagak mau bolos lagi lo? Dulu kelas 10 gue sering liat lo lari keliling lapangan."
"Gue yang dulu bukanlah yang sekarang brow. Sekarang aja ni kelas kan sering ditinggal sama guru, terus ngapain gue harus capek-capek bolos kalo di kelas aja gue bisa kagak belajar." Jawab Derry enteng.
"Tobat woy tobat." Sahut Saga tidak paham dengan temannya satu itu yang sangat malas untuk belajar.
"Ntar aja kalo udah kelas 12." Jawab Derry.
"Emang yakin masih hidup?" Celetuk Roland.
"Anjay jleb banget." Sahut Derry dramatis sembari memegangi dadanya sedangkan Saga sudah terbahak.
Tak lama kemudian Malvin kembali dari ruang guru dengan wajah yang tidak bisa dibilang biasa saja.
Malvin pun memaksakan senyumnya dan berujar. "Kosong lagi guys. Kita belajar sendiri dulu ya."
Eno tersenyum miring, "Dari kemarin-kemarin bukannya kita juga belajar sendiri?" Sinisnya.
"Heran gue, masak iya cuma pak Toriq doang yang gak pernah kosong jamnya." Ucap Haekal.
"Mabar aja lah, males gue belajar kalo begini mulu." Kesal Leo.
"Hayukk," Sahut Jay semangat dan akhirnya beberapa laki-laki di kelas itu pun bermain game.
"Ck, berisik tau gak. Dari kemarin nge-game mulu. Hari ini kalo lo mau main game lo gak boleh ngumpat apalagi berisik. Dalam hati aja kalo mau berisik." Omel Shella karena terganggu dengan suara game Saga.
"Mana bisa ngumpat dalam hati? Anjir anjir mati lo!" Elak Saga tetap melanjutkan.
Karena kesal, Shella pun mengganggu Saga dan akhirnya Saga pun kalah. "Kan kalah! Lo kenapa sih ganggu mulu!"
"Ya elo berisik. Gue gak bakal ganggu kalo gue gak terganggu." Kesal Shella.
"Lo juga, jangan berisik mainnya." Lanjutnya yang ditujukan pada Derry yang duduk dibelakang Saga.
"Lah napa gue juga kena?" Bingung Derry.
"SSSSTTT!!" Desis Shella meletakkan jari telunjuk pada bibirnya.
"Muncrat woyy!" Erang Saga membersihkan wajahnya.
"Makanya diem!"
Mendengar kegaduhan dibelakangnya, Arin pun berbalik. "Udah ya, jangan berantem."
"Shella nih Rin." Adu Saga.
"Lah napa gue? Saga nih Rin sama Derry juga main game ngumpatnya kenceng banget." Adu Shella tak ingin kalah.
"Jangan kenceng-kenceng ya kalo mau main game. Kasihan temen-temen yang mau belajar." Tutur Arin dengan senyumnya.
"Siap Rin, kalo lo yang minta gue diem deh." Sahut Derry langsung.
"Lo juga jangan terlalu berisik ya main game nya." Ujar Arin pada Haekal.
"Babi gue knock-out!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Class: ExSiFo
ФанфикшнDitempatkan di kelas yang dijuluki kelas keramat dan tak memiliki masa depan, membuat 24 anak itu menolak dengan keras. Bahkan peringkat 5 besar dalam satu angkatan yang seharusnya berada di kelas XI IPA 1, kini juga terdapar di kelas yang dipandang...
