So, here we go~
Siapkan diri and happy reading!!••• •••• •••
"Guru-guru itu udah makin kelewatan." Pekik seorang gadis begitu ia memasuki kelas.
"Iya, makin lama makin gak waras. Gak pantes mereka disebut guru." Sahut seorang siswi lain yang terlihat begitu marah.
"Gak bisa kayak gini terus Win, kasihan mereka." Ujar siswa yang juga gusar mendengar kabar adik kelas mereka.
"Oke, gue bakal temui Malvin sekarang." Sahut Winar yang juga merasa sudah waktunya adik kelas mereka itu tahu cerita lengkap dari sebab perilaku diskriminasi para guru pada IPA 4.
"Semoga aja keadaan mereka baik-baik aja. Gue takut mental mereka down gara-gara ini."
"Semoga aja."
Winar pun bergegas pergi meninggalkan kelas dan menuju kelas XI IPA 4 untuk menemui Malvin.
***
Tok tok tok
Winar mengetuk pelan pintu berwarna coklat dihadapannya. Beberapa detik kemudian muncullah Jia dari balik pintu.
"Siapa ya? Mau cari siapa?" Tanya Jia pada Winar.
Melihat sosok Jia, tanpa sadar Winar menghela napas pelan. Tidak ada yang baik-baik saja.
Winar pun menelan ludah dengan berat sebelum menjawab pertanyaan Jia.
"Malvin," ucap Winar tanpa memperkenalkan siapa dirinya.
"Malvin ada yang nyari." Seru Jia ke dalam kelas.
Malvin pun segera keluar untuk menemui seseorang yang mencarinya itu.
"Bang Winar?" Celetuk Malvin saat ia melihat sosok yang berdiri di luar kelasnya.
Sudut bibir Winar pun tertarik saat Malvin menyebutkan namanya. "Ikut gue yuk," ajak Winar langsung.
Malvin pun mengangguk. Namun sebelum mengikuti Winar, ia sempatkan untuk izin pada teman-temannya di dalam kelas.
Winar mengajak Malvin ke rooftop Gedung A. Sesampainya di rooftop, Winar tak langsung menyampaikan maksud ia menemui Malvin. Ia menciptakan hening selama beberapa saat sembari merasakan angin yang menerpa wajah.
"Berat kan, ada di kelas yang dimusuhin sama guru sendiri." Ujar Winar memecah keheningan.
"Iya bang, berat banget." Sahut Malvin tanpa menutup-nutupi.
"Lo tau gak, sekarang gue ada di kelas mana?" Tanya Winar yang seakan menyadarkan Malvin pada satu hal. Ia tak mengetahui kelas dimana kakak kelasnya itu berada. Padahal dulu mereka sempat satu ekstrakurikuler. Tapi tak lama karna Winar mengundurkan diri tak lama setelah ia bergabung.
Malvin pun menggeleng untuk menjawab pertanyaan Winar. Winar pun tak bisa untuk tak terkekeh karena ia sudah menebak hal itu.
"Gue di kelas XII IPA 4," ucap Winar yang seketika membuat Mlavin menatapnya dengan kedua mata melotot tak santai.
"Jadi lo–"
"Iya, gue kakak kelas lo." Potong Winar sebelum Malvin menyelesaikan kalimatnya.
"Wahh, kok gue baru tau sih bang." Ucap Malvin tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
"Gak heran sih. Bahkan temen lo yang tadi bukain pintu aja gak tau gue siapa."
"Gue hampir lupa masih ada kelas XII IPA 4 sangking gak pernahnya kelas itu disebut." Aku Malvin yang sekali lagi membuat Winar terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Class: ExSiFo
FanficDitempatkan di kelas yang dijuluki kelas keramat dan tak memiliki masa depan, membuat 24 anak itu menolak dengan keras. Bahkan peringkat 5 besar dalam satu angkatan yang seharusnya berada di kelas XI IPA 1, kini juga terdapar di kelas yang dipandang...