Hari ini Senin!
Hari pertempuran telah tiba. Hari yang ditunggu tapi sebenarnya tidak oleh para siswa.
Tapi tunggu, kenapa wajah-wajah para penghuni kelas XI IPA 4 justru terlihat segar dan ceria?
"Selamat pagi kawan!" Sapa Raka dengan ceria sembari memasuki kelas.
Fyi, Raka adalah orang terakhir yang datang pagi ini.
"Sumringah banget senyum lo? Dah kayak mau nembak cewek aja." Sindir Haekal saat melihat Raka mesam-mesem tidak jelas.
"Gue lagi semangat banget nih buat ngerjain soal ujian nanti." Jawab Raka dengan semangat.
"Gue juga sih, gak sabar banget rasanya buat ngerjain semua soal nanti." Sahut Rima yang kini melakukan peregangan untuk pertempuran nanti.
"Kenapa gak setiap hari aja sih kalian kayak gini? Kenapa baru sekarang coba?" Tanya Arin heran dengan teman-temannya yang tumben sekali bersemangat untuk ujian.
"Soalnya gue baru sadar kalo otak gue bisa digunain Rin. Kemaren-kemaren kan gue cuma punya otot bukan otak hehe." Jawab Rima yang justru disetujui oleh yang lainnya.
"Semangat buat PAS hari pertama ya! Kerjain sebisa kalian. Kalau ada soal yang sekiranya kalian gak bisa jawab, jangan coba-coba buat lirik kanan, kiri, depan, belakang. Percaya aja sama kemampuan kalian dan kerja keras kalian buat belajar selama ini. Jangan lupa berdoa sebelum ngerjain soalnya." Nasihat Malvin memperingati teman-temannya.
"SIAP PAK KETUA!" Jawab mereka serentak.
Tak lama kemudian datanglah Pak Toriq dengan tangan membawa map coklat yang mereka tebak berisi soal.
Mata pelajaran yang diujikan hari ini adalah Bahasa Indonesia dan Matematika. Untuk Bahasa Indonesia sendiri waktu yang diberikan adalah 60 menit dan Matematika 90 menit.
Setelah soal telah dibagi rata, mereka pun mulai mengerjakan satu persatu soal yang ada dihadapan mereka. Satu hal yang membuat senyum pak Toriq terbit, yaitu melihat anak-anak didiknya itu mengerjakan soal ujian dengan senyum yang terpatri di wajah mereka. Seakan mereka sangat percaya diri bisa membabat habis soal-soal di depan mereka dengan baik.
45 menit telah berlalu.
Beberapa dari mereka telah menyelesaikan soal-soal ujian. Salah satunya yaitu Yanuar. Kini ia bingung harus melakukan apa. Ia pun mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kelas-kebetulan ia duduk di bangku barisan paling belakang. Ada pak Toriq yang sedang selfie dengan ponselnya, beberapa temannya yang juga telah selesai, dan yang tengah serius mengerjakan soal.
Oh, apakah kalian penasaran dengan siapa saja manusia yang telah selesai mengerjakan ujian mereka? Mereka adalah Derry, Juna, Reina, Rima, Haekal, Raka, Citra, Saga, dan Yanuar sendiri. Melihat yang telah selesai adalah manusia yang tidak jauh berbeda dari Yanuar, Yanuar pun memutuskan untuk kembali memeriksa pengerjaannya. Biar keliatan pinter gitu karna belum selesai.
"Waktunya tinggal 15 menit lagi ya anak-anak. Jangan lupa diperiksa lagi pengerjaannya. Identitas jangan sampai lupa." Ujar Pak Toriq memecah keheningan setelah kurang lebih 45 menit mereka bungkam tanpa suara.
"Baik pak," jawab mereka serempak.
"Lo dah kelar Jun?" Tanya Saga berbisik yang duduk tepat di belakang Juna.
"Pak, Saga mau nyontek," Adu Juna sembari buru-buru menutupi kertas jawabannya agar tak dilihat oleh Saga.
"Enggak pak, enak aja lo fitnah." Sergah Saga cepat karena tak ingin menimbulkan kecurigaan yang lain.
"Udah jangan ribut, periksa lagi pekerjaan kalian masing-masing. Gak usah meriksa punya teman." Ujar pak Toriq menengahi.
"Dasar bocah, orang gue cuma tanya udah selesai apa belum malah nuduh mau nyontek. Keliatan aja kagak jawaban lo. Toh lebih pinter gue kali dari pada lo, ya kali gue nyontek. Kalo mau nyontek mah mending langsung ke Eno, ngapain pake nanya lo segala." Gerutu Saga kesal dengan suara pelan yang hanya dapat ia dengar sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Class: ExSiFo
FanfictionDitempatkan di kelas yang dijuluki kelas keramat dan tak memiliki masa depan, membuat 24 anak itu menolak dengan keras. Bahkan peringkat 5 besar dalam satu angkatan yang seharusnya berada di kelas XI IPA 1, kini juga terdapar di kelas yang dipandang...