Tanpa terasa hari terakhir ujian pun tiba. Hari yang ditunggu tapi sebenarnya juga tidak. Karena setelah ujian selesai mereka akan dibuat overthinking dengan hasil ujian mereka dan ranking angkatan yang akan keluar. Siapa yang tidak berdebar menunggu hasilnya?
Kondisi kelas XI IPA 4 saat ini tidak bisa dikatakan aman. Karena seluruh penghuninya kini tengah bersorak sorai merayakan akhir dari ujian.
"AKHIRNYA SELESAI JUGA NIH UJIAN!! UDAH PANAS BANGET OTAK GUE!!" Racau Jia seakan mengeluarkan seluruh beban yang selama ini ia rasakan.
"IYA AKHIRNYA SELESAI JUGA!! OMG gue seminggu ga main game, awas aja kalo gue ga jadi peringkat satu." Sahut Derry menggebu-gebu.
"Sama Der, yoklah langsung mabar." Ajak Jay yang disambut oleh mata berbinar Derry. "Gaslah sampe pagi," sahutnya semangat.
"Selamat ya guys ujian kita udah selesai. Tapi jangan seneng dulu, karna kita masih belum tau hasilnya gimana. Jadi jangan lupa untuk terus doa biar kita semua diberi hasil yang memuaskan juga." Ujar Arin yang juga merasa senang di hari terakhir ujian ini.
"Bener kata Arin. Meskipun ini hari terakhir kita ujian, tapi bukan berarti ini hari terakhir buat perjuangan kita. Perjuangan kita masih panjang, jadi ayo kita tunjukin betapa kerennya ExSiFo ke mereka semua. Selamat dan semangat guys, gue selalu bangga sama kalian semua." Sambung Malvin sembari menatap satu persatu teman-temannya.
"Kita juga bangga sama lo Vin," sahut Rima sembari membuat love sign dengan kedua lengannya.
"Kalian gak mau main bareng gitu buat ngerayain berakhirnya PAS?" Tanya Reina membuat mereka mengernyitkan dahi bingung.
Jia mendekat dan menempelkan punggung tangannya pada dahi Reina. "Lo gak lagi sakit kan?"
"Tumben banget lo ngajakin main," celetuk Juna membuat Reina meliriknya dengan sinis.
"Gak jadi deh gak jadi, pulang aja sono." Kesal Reina yang justru membuat yang lain tertawa.
"Aloloo gemesnya Reina," ucap Rima sembari mentoel pipi Reina gemas. "Sorry nih, tapi gue gak bisa. Udah ada janji sama mami."
"Mau main dimana emang?" Tanya Malvin pada Reina.
"Gak jadi Vin, kan gue udah bilang gak jadi." Jawab Reina masih dengan nada kesalnya.
"Yeilah pundung," cibir Juna membuat Reina seolah ingin maju sembari mengepalkan tangannya.
Jia yang ada di sebelah Reina pun langsung menahan badan temannya itu agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. "Sabar Rein sabar, iya iya kita main ya." Ucapnya seolah ingin menenangkan.
"Main ke timezone?" Tawar Yuna yang langsung mendapat tatapan berbinar dari Reina.
Reina mengangguk-anggukkan kepalanya cepat. "Mauuuu," ia mendekat ke arah Yuna berada.
Mereka pun sontak terkekeh dengan kelakuan ajaib Reina itu. Mereka tidak menduga dan tidak menyangka Reina akan memberikan respon seperti itu.
"Yoklah gais, kapan lagi nyenengin Reina." Seru Derry bersemangat.
"Emang timezone muat buat nampung kita semua? Iya kalo lagi sepi, lah kalo rame?" Tanya Yanuar membuat Reina kembali lesu.
"Mau gue sewain timezone-nya?" Reina langsung menatap Leo dengan tatapan horor, setelah mendengar tawarannya.
"Emang lo sekaya itu Le?" Cicit Reina tanpa sadar.
Leo mendelik tidak suka, "lo ngeraguin kekayaan papi gue?!"
"Emang gak papa kalo lo nyewa timezone?" Tanya Rendi yang merasa ragu.
"Ya gak papa lah, toh gue juga ikut main." Jawab Leo enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Class: ExSiFo
FanfictionDitempatkan di kelas yang dijuluki kelas keramat dan tak memiliki masa depan, membuat 24 anak itu menolak dengan keras. Bahkan peringkat 5 besar dalam satu angkatan yang seharusnya berada di kelas XI IPA 1, kini juga terdapar di kelas yang dipandang...