Hai hai!!
Apa kabar kalian?
Akhirnya aku kembali dengan special part yang udah aku tulis dari beberapa bulan laluSelamat membaca~~
•••• ••••• ••••
Eno merasa ada yang berbeda ketika ia sampai di rumahnya. Ada sebuah mobil Honda Civic Type R berwarna championship white dengan hiasan pita besar di atasnya.
Apakah ini hadiah untuknya? Pikir Eno yang lantas mengembangkan senyumnya. Ia pun buru-buru masuk ke dalam rumah untuk mencari papanya.
"Pa, mobil di depan buat siapa?" Tanya Eno ketika ia menemukan papanya tengah menonton tv di ruang tengah.
"Oh, buat Eric." Jawab Doni yang membuat alis Eno terangkat.
"Eric?" Cicit Eno seolah tak percaya.
"Iya, itu hadiah karna dia jadi peringkat 1 di semester ini." Jelas Doni enteng.
Eno pun mengerucutkan bibirnya kecewa. "Tapi Eno juga mau."
Beginilah bila memiliki anak laki-laki kembar. Bila salah satu diberi sesuatu, yang lain juga harus diberikan hal yang sama. Bisa saja sebenarnya Doni memberikan dua mobil bagi anak kembarnya itu. Tapi saat ini ia hanya ingin memberikan hadiah untuk Eric. Anggap saja sebagai permintaan maaf?
Ya, Doni sadar selama ini ia bukanlah ayah yang baik bagi Eric. Tapi sekarang, kedua putranya itu tak ada bedanya di matanya. Mereka sama-sama membanggakan dengan bakat mereka masing-masing. Dan Doni merasa terharu karena Eric bisa membuktikan bahwa ia juga tak kalah pintar dari kembarannya itu.
"Kalau kamu mau, buktiin dulu kalau kamu sama temen-temen kamu memang sehebat itu." Ujar Doni memberi syarat.
"Buktiin apa lagi? Kan semua udah selesai." Tanya Eno tak paham maksud papanya itu.
"Masalah kalian sama guru-guru itu emang udah selesai. Pembagian kelas berdasarkan peringkat juga udah dihilangkan. Tapi peringkat umum tiap angkatan masih ada. Buktiin kalau kelas kamu bisa ada di peringkat 10 besar, paling gak 6 anak. Kalau bisa, papa bakal beliin mobil buat kamu." Ujar Doni memberi syarat bila Eno menginginkan mobil juga.
"Deal," ucap Eno sembari menjabat tangan papanya dengan erat.
Siapa takut. Eno yakin dan percaya bahwa teman-temannya itu bisa diandalkan. Lihat saja akhir semester nanti.
Eh tapi, haruskah ia menunggu selama itu untuk mendapat mobil yang ia inginkan? Batin Eno kembali merasa sedih.
"Terus Eric kemana pa? Dia udah liat mobilnya?" Tanya Eno begitu ia ingat akan kembarannya.
"Dia belum pulang. Tadi pergi ngumpul sama temen-temennya kata mbok. Mungkin pulang malem." Jawab Doni membuat Eno ber-"oh" ria.
Eno pun pamit untuk pergi ke kamarnya. Jujur saja, ia merasa iri dengan Eric. Tapi, ia juga merasa senang atas Eric. Karena akhirnya Eric bisa membuat papa tidak membeda-bedakan mereka lagi.
Hah, betapa bahagianya Eno saat ini.
***
"Widihh widihh gila cakep banget mobil lo Ric," puji Haekal sembari menyentuh mobil baru Eric.
Saat ini Haekal, Rendi, dan Naufal sedang berada di rumah Eno dan Eric karena diminta oleh Eric. Apa lagi alasannya kalau bukan untuk memamerkan mobil baru miliknya.
Mendengar ucapan Haekal, kepala Eric sedikit terangkat. "Ya iyalah, mobil mahal ni." Sombongnya.
"Dih liat aja ntar gue bakal minta mobil yang jauh lebih mahal dari punya lo." Ancam Eno masih dengan keiri dengkiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Class: ExSiFo
FanficDitempatkan di kelas yang dijuluki kelas keramat dan tak memiliki masa depan, membuat 24 anak itu menolak dengan keras. Bahkan peringkat 5 besar dalam satu angkatan yang seharusnya berada di kelas XI IPA 1, kini juga terdapar di kelas yang dipandang...