Ditempatkan di kelas yang dijuluki kelas keramat dan tak memiliki masa depan, membuat 24 anak itu menolak dengan keras. Bahkan peringkat 5 besar dalam satu angkatan yang seharusnya berada di kelas XI IPA 1, kini juga terdapar di kelas yang dipandang...
Hari ini merupakan hari pemilihan dan juga perhitungan suara untuk menentukan ketua dan wakil ketua OSIS baru dari Starmus. Saat ini, seluruh siswa sudah dikumpulkan di aula utama untuk sama-sama menyaksikan perhitungan suara.
"Gue harap si Johan dapet suara paling banyak sih." Harap Yanuar. Para siswa XI IPA 4 itu kini berada di barisan paling pojok belakang dari semua siswa yang berada di aula. Mereka berkelompok sendiri, tidak membaur bersama yang lain.
"Gue juga. Feeling gue kalo si Johan yang jadi ketos, semua bakal jalan. Jiwa kepemimpinan dia juga bagus." Ucap Naufal menyahuti ucapan Yanuar.
"Jangan sampe sih si Banu yang jadi ketos, gak ikhlas gue." Celetuk Shella yang terlihat seperti menyimpan dendam.
"Iya gue juga, bisa-bisanya gak mau nyampein visi misi ke kelas kita. Belum jadi ketos aja udah belagu, apalagi kalo jadi ketos." Cerca Qila yang ikut kesal pada Banu.
"Perolehan suara Johan sama Banu sama!" Pekik Yuna tanpa sadar karena suasana yang berubah tegang.
"Ayo dong tambahin suara buat Johan." Harap Tere sembari menyatukan kedua tangannya.
Setelah sempat memperoleh jumlah suara yang sama, kini suara yang diperoleh Johan sudah unggul 3 suara.
"Baik karena perhitungan suara sudah selesai, saya akan membacakan hasil akhir perolehan suara. Rina Azzahra Safitri memperoleh suara sebanyak 22,3%. Banu Ramadhan memperoleh suara sebanyak 38,5%. Dan Johan Fernandes memeroleh suara sebanyak 39,2%. Dengan demikian diputuskan bahwa Ketua dan Wakil Ketua OSIS Starmus High School masa bakti 2021/2022 adalah Johan dan Banu. Saya ucapkan selamat kepada kalian." Ujar sang ketua OSIS yang tak lama lagi akan lengser jabatan.
Sontak seisi aula pun bersorak gembira dengan hasil akhir tersebut.
"HUWAA SELAMATT!!"
"JOHAN MENANG!!"
"JOHAN YANG JADI KETOS!!"
"WAHH JOHANN!!"
"BANU SARANGHAE!!"
"JOHAN WE LOVE YOU!!"
"Arin Johan menang!" Pekik seorang gadis yang langsung memeluk Arin.
"Apa gue bilang, Johan pasti bisa jadi ketos." Ucap Arin dengan senyum manisnya.
"Pacar gue emang hebat banget ya." Balas gadis tersebut dengan tatapan bangganya yang sedari tadi tertuju pada Johan di depan sana.
***
Setelah acara perhitungan suara tadi, kini semua kelas sedang tidak ada kegiatan belajar-mengajar, dikarenakan para guru sedang rapat. Jadi mereka dibebaskan, asal tidak pulang. Itulah sebabnya, kini koridor lantai 3 sudah seperti pasar karena sangat ramai.
Berbeda dari kondisi di koridor, kelas XI IPA 4 justru terlihat lebih damai. Ada yang sedang bermain game di atas karpet-ya, kini kelas itu sudah memiliki karpet, jadi mereka dapat dengan leluasa berguling-guling di lantai-ada juga yang sedang tertidur di belakang kelas, dan tentunya menggosip ria.
Seperti biasa, Saga kini sedang mengurusi Pou-nya dan Shella tengah mempercantik kuku-kukunya.
"Ga," Panggil Shella menyenggol pelan lengan Saga yang ada di atas meja.
Saga hanya menanggapinya dengan berdeham tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
Shella sedikit mencondongkan tubuhnya pada Saga. "Lo suka kan sama si Tere?" Tanya Shella pelan agar tak ada yang mendengar.
Saga sedikit mendelik mendengar pertanyaan Shella, namun ia berusaha untuk terlihat biasa saja. "Apaan? Sotoy banget." Ucapnya berusaha tidak peduli.
"Halah gak usah sok nutup-nutupin gitu deh. Gue udah tau." Sahut Shella yang gemas dengan tingkah Saga yang seolah sedang menghindar.
Saga pun mematikan game-nya untuk menatap Shella sepenuhnya. "Lo tau dari mana?" Tanya Saga sembari mencuri lirik pada Tere yang kini tengah asik memainkan ponselnya.
Shella tersenyum penuh kemenangan, "Ngaku juga kan lo." Ucapnya dalam hati.
"Gue tuh orangnya peka. Gue tau lo sering lirik-lirik si Tere." Ucap Shella sembari memandang hasil karya pada kukunya.
"Emang keliatan banget ya?" Tanya Saga takut bila semua orang juga mengetahui bahwa ia menyukai Tere.
"Ya kalo temen sebangku lo bego pasti gak bakal tau. Soalnya gue pinter, jadi gue bisa tau." Ujar Shella sedikit membanggakan diri.
Shella berdecak pelan, "Ya bantuin lo pdkt sama Tere lah Saga pinter." Ucapnya mulai kesal dengan Saga.
Saga tampak berpikir sebentar sebelum menanggapi tawaran Shella. "Tapi gue masih gak yakin." Lirih Saga yang masih dapat didengar oleh Shella.
"Gak yakin tentang apa?"
"Gak tau, gak yakin aja." Jawab Saga enteng yang mendapat tabokan pelan pada bahunya.
"Saga bego!" Maki Shella tak tahan.
"Tau lah males gue. Biarin aja ntar si Tere diambil orang, gue sukurin lo." Ucap Shella membuat Saga mendelik tidak terima.
"Hayolooo, pada ngomongin apa kok bisik-bisik?" Goda Derry yang baru sadar dengan tingkah mencurigakan kedua teman yang duduk di depannya itu.
"Temen lo bego, pengen gue cekik rasanya." Ucap Shella pada Derry sebelum beranjak menuju sekumpulan perempuan yang sedang menggosip. Siapa lagi dalangnya kalau bukan Rima dan Citra. Iya, mereka sudah baikan. Bahkan terlihat seperti tidak pernah bertengkar sebelumnya.
"Hayoloo Saga, anak orang lo apain sampe ngambek kayak gitu?" Goda Derry lagi.
"Diem deh lo, gue lagi pusing." Ucap Saga karena pikirannya masih dipenuhi dengan Tere dan tawaran dari Shella.
"Halah sok-sokan pusing! Padahal otak kagak pernah dipake mikir." Cerca Derry yang kemudian kembali pada posisi duduknya semula.
"Apa gue terima aja tawaran dari Shella? Gue kan juga pengen bisa deket sama Tere." Batin Saga mempertimbangkan tawaran Shella.
••• ••• •••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YEAY🥳 Kasih selamat dulu dong buat ketua OSIS kita yang baru👏🏻👏🏻