37. Keputusan Akhir

314 48 11
                                    

Saat ini seluruh penghuni XI IPA 4 sedang menatap jendela yang mengarah ke halaman utama sekolah bersama-sama. Apalagi yang mereka tunggu kalau bukan kedatangan kedua orang tua Malvin. Mereka hanya ingin memastikan saja.

"Lah Ren, Pal, itu mama-mama kalian ngapain kesini juga?" Tanya Haekal ketika melihat mama Rendi bersama mama Naufal berjalan bersama memasuki halaman utama Starmus.

"Lah, ada Mak bapak gue juga." Lanjut Haekal ketika melihat sosok kedua orang tuanya.

"Anjay itu Mak lo Kal?" Tanya Nina ketika melihat seorang wanita paruh baya berjalan dengan angkuh.

"Yoi, keren banget gila Mak gue. Bangga banget gue jadi anaknya." Jawab Haekal.

"Lah ada para bokap juga."
Ucap Eno ketika melihat papanya berjalan bersama papa Naufal dan papa Rendi.

"Wait, ada apa sih sebenernya? Kenapa mereka gak bilang ke kita kalau mau dateng ke sekolah?" Sambung Eno menatap Naufal di sampingnya yang juga bingung.

"Jangan bilang mereka dateng kesini buat ngotot mindahin kita?" Ujar Naufal yang membuat ketiga temannya cemas. Tidak, semua temannya merasa cemas.

Akhirnya yang mereka tunggu-tunggu pun datang juga. Yap, kedua orang tua Malvin kini tengah berjalan bersama menuju ruang kepala sekolah. Wah, kasihan sekali pak Suman. Pagi-pagi sudah mendapat kunjungan dari para orang tua murid.

Lalu tanpa mereka duga, datang lagi para orang tua memasuki area sekolah.

"Ini mereka pada janjian apa gimana sih?" Tanya Raka bingung. Pasalnya disana juga ada papanya yang jelas-jelas tadi pagi izin berangkat ke kantor.

"Gila nyokap gue badas banget. Gak nyangka gue bisa jadi anaknya." Celetuk Shella saat melihat mamanya berjalan dengan anggun sembari menenteng tas tangan dan tak lupa kaca mata hitam bertengger di hidungnya.

"Weh nyokap gue juga dateng," celetuk Saga saat melihat sosok mamanya.

"Nyokap lo yang mana Ga?" Tanya Derry pemasaran.

"Noh yang masih pake setelan jas kantor warna coklat muda." Jawab Saga menunjuk mamanya.

"Lah nyokap kita saling kenal?" Tanya Saga dan Shella bersamaan ketika melihat mama mereka saling menyapa dan kini berjalan bersama.

"Wah tiati, ntar kalian dijodohin loh." Ucap Yuna memperingati.

"Dih amit-amit punya jodoh kayak dia." Sahut Shella menatap Saga sinis.

"Dih siapa juga yang mau berjodoh sama lo." Balas Saga tak kalah sinis.

"Ih kok papi gue juga ada disini? Padahal tadi pagi izin mau berangkat ke Singapore loh." Bingung Leo saat mendapati sosok papinya juga ada disana.

"Ih ih, itu mama-mamanya siapa dah? Kok masih muda-muda banget? Mana mirip-mirip lagi." Tanya Rima saat melihat tiga perempuan yang berjalan bersama.

"Itu mah bukan mama-mama muda, tapi kakak-kakak gue." Ucap Derry yang langsung ditatap oleh mereka semua.

"Lo punya kakak perempuan Der?" Tanya Jay yang diangguki oleh Derry.

"Tiga?" Imbuh Jay yang lagi-lagi diangguki oleh Derry.

"Gue gak nyangka hidup lo ternyata berat juga." Ucap Jay lagi sembari menepuk pundak Derry pelan.

"Jadi gue emang gak gampang," ujar Derry dengan wajah sok sedih.

"Gila, kok bisa ketiga kakak lo pada subhanallah semua?" Tanya Raka.

"Ya iyalah, adeknya aja juga subhanallah gini." Jawabnya sembari menyisir rambutnya ke belakang.

Our Class: ExSiFoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang