Pagi ini Yanuar sengaja datang lebih awal ke sekolah. Coba tebak pukul berapa sekarang. Saat ini jam masih menunjukkan pukul 06.15 WIB. Ya, sepagi itu dan Yanuar sudah tiba di sekolah. Apalagi kalau bukan untuk menghindari murid-murid lain yang pasti hari ini juga masih akan membicarakannya dan teman-teman kelasnya. Jadi untuk menghindarinya, Yanuar sengaja datang sepagi ini ke sekolah.
Yanuar juga heran, padahal dulu jarang ada warga Starmus yang menghafal wajah para penghuni kelas XI IPA 4. Tapi kenapa sekarang tidak ada satu pun warga Starmus yang tidak mengetahui wajah para penghuni XI IPA 4?
"Ya beginilah derita memiliki wajah tampan rupawan yang selalu bisa memikat hati para perawan." Batin Yanuar sembari berjalan di koridor lantai 3.
"Lah, kok udah pada dateng? Gue pikir gue yang dateng pertama." Ucap Yanuar setelah membuka pintu kelas dan melihat teman-temannya sudah banyak yang datang.
"Sengaja, males banget denger bacotan unfaedah pagi-pagi." Sahut Saga.
"Tadi gue juga pikir gue bakal jadi yang pertama dateng." Sahut Tere.
"Gue pikir pada gak masuk hari ini karna masalah kemarin." Balas Yanuar.
"Dih cemen banget cuma gara-gara masalah kemarin terus kagak masuk." Sahut Rima.
"Widih widih pada rajin banget jam segini dah rame." Celetuk Haekal saat memasuki kelas.
"Leo mana Leo?" Heboh Eno saat memasuki kelas.
"Woi napa?" Sahut Leo.
"Gila lo! Beneran pake emas batangan itu papan nama kelas kita?" Tanya Eno.
"Enggak kok, itu dari kayu terbaik pilihan om gue terus dilapisin emas gitu doang, tapi syukur deh kalo keliatan dari emas batangan hahaha. Terus kebetulan kemarin bisa dikebut, jadi hari ini udah jadi." Jawab Leo enteng.
"Lah kok gue kagak sadar udah ada papan nama baru?" Sahut Yanuar yang langsung melangkah melihat papan nama berlapis emas bertuliskan 'ExSiFo' itu.
"Gilakk niat banget emang lo. Bagus lagi ukirannya, kalo kata anak sekarang mah estetik." Sahut Rendi.
"Thanks loh Le." Sahut Naufal.
"Sama-sama, syukur deh kalo kalian suka."
"Mulus bet njir kayak keramik." Heboh Yanuar setelah kembali dari melihat papan nama kelas.
"Pagii." Sapa Malvin saat memasuki kelas dengan dua kantung kresek besar dikedua tangannya.
"Pagii Vin." Sahut beberapa dari mereka.
"Bawa apaan lo banyak banget?" Tanya Haekal.
"Jajan, ntar pas istirahat pasti kalian pada gak pengen ke kantin karna ngehindarin murid lain kan? Makanya gue bawa jajan banyak buat dimakan bareng waktu istirahat nanti." Jawab Malvin yang disambut dengan tepuk tangan gembira oleh mereka.
"Wahhh bapak ketua kita emang yang terbaik deh, pengertian banget." Sahut Jia.
Tak lama kemudian datanglah para penghuni XI IPA 4 yang lain. Dan kurang dari lima menit bel sekolah berbunyi, Derry dan Raka datang ke kelas bersamaan.
"Pagii everibadiii." Heboh Raka memasuki kelas.
"Gila jam segini baru dateng? Kalian gak dicegat sama anak-anak yang lain? Ditanyain apa gitu atau denger omongan-omongan gitu gak?" Tanya Yuna.
"Ya pastilah, kalian tau waktu kita berdua dateng tadi tuh ya udah kayak jalan di red carpet njir. Mereka yang berdiri menuhin koridor pada minggir ngasih jalan sambil ngomongin kita. Gimana? Udah terbukti kan gimana pesona gue?" Jawab Raka dengan percaya dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Class: ExSiFo
FanfictionDitempatkan di kelas yang dijuluki kelas keramat dan tak memiliki masa depan, membuat 24 anak itu menolak dengan keras. Bahkan peringkat 5 besar dalam satu angkatan yang seharusnya berada di kelas XI IPA 1, kini juga terdapar di kelas yang dipandang...