"Jika memang itu sangat menyakitkan, katakan padaku, Jangan melakukan hal bodoh seperti ini lagi, kau tidak mengerti bagaimana rasanya napasmu ditarik paksa keluar dari dirimu"
=============================Banyak typo, males ngedit ulang hehe🤞
Rizky terus-terusan melihat pintu ruang operasi, berharap dokter Reza segera keluar dan mengatakan bahwa Syifa tidak apa-apa. Keadaan lelaki itu sangat berantakan sekarang, baju yang masih meninggalkan jejak darah Syifa bahkan tak sempat dia ganti, wajah merah dengan mata yang berkaca-kaca dan napas yang terdengar tak beraturan benar-benar menjelaskan bagaimana kacaunya Rizky saat ini.
"Aku tak akan memaafkan kalian semua jika terjadi sesuatu pada istriku" lirihnya penuh penekanan dengan suara yang bergetar.
Derap suara sepatu yang mendekat membuat Rizky mengalihkan pandangannya, matanya menajam dengan tangan terkepal kuat melihat Ali yang berjalan di belakang Al yang menghampirinya.
Bugh!
"Gue gak akan ngampunin keluarga lo, brengsek!"
Al melotot saat tangan Rizky dengan cepat mengahantam wajah Ali yang bahkan masih nenyisakan bekas kebiruan di wajah lelaki itu. Ali terhuyung, tubuhnya benar-benar tidak siap menerima pukulan Rizky. Perlahan lelaki itu bangun, mengusap darah disudut bibirnya.
"Maksud lo apa?"
"Lo masih nanya maksud gue apa?!" Rizky dengan cepat meraih kerah baju lelaki itu, bersiap menjatuhkan pukulan lagi sebelum Al menghentikannya.
"Rizky, ini rumah sakit. Lo bakal diusir kalau buat keributan terus disini!"
"Rizky?"
Rizky menoleh cepat saat mendengar suara dokter Reza, lelaki itu dengan segera mendekat bertanya keadaan Syifa.
"Syifa kehilangan darah cukup banyak ky" Dokter Reza mengehela napas kecil, matanya melirik ke arah lelaki yang beberapa jam lalu resmi menjadi menantunya nampak meringis kecil dengan sudut bibir yang nampak robek.
"Kita bicara di ruangan om, ok?" Rizky mengangguk, mengikuti dokter Reza didepannya.
.....
"Dia sepertinya sangat tertekan Ky, saat penangan tadi dia juga sempat mengalami kejang"
"Tertekan bagaimana maksudnya om?"
"Om tidak tahu pasti seberapa besar tekanan yang dirasakan istrimu. Om juga tidak yakin berapa lama Syifa memendamnya sendiri"
Rizky tertegun, Syifa tidak pernah mengeluhkan apapun padanya, gadis itu tidak pernah membagi apapun yang dia rasakan kepada Rizky, dia hanya selalu menampakan wajah baik-baik saja dengan senyum manis khas miliknya.
"Dia tidak bisa tenang Rizky, dia terus ketakutan, berteriak dan melempar apapun di sekitarnya jika ada yang mendekat, dia bahkan hampir di bawa ke rumah sakit jiwa hari itu"
Deg!
Rizky melupakan satu fakta, Syifa mengalami trauma tentang hal semacam itu. Dan orang-orang itu, berapa dalam luka yang mereka ciptakan pada Syifanya?!
"Untuk hari ini, biarkan dia di sini dulu. Nanti om akan meminta untuk memindahkan Syifa ke ruang rawat"
Perkataan dokter Reza membuyarkan lamunan Rizky, lelaki itu mengangguk singkat dengan pikiran yang sepenuhnya tertuju pada Syifa.
.....
Rizky menatap sendu wajah tenang Syifa yang terlelap, ah mungkin lebih tepatnya tidak sadarkan diri, dengan pasti Rizky meraih pelan tangan mungil itu, mengusap perban yang melingkari pergelangan tangan itu penuh kelembutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only one (End)✔
RomancePilihan ada ditangannya. Menunggu malam datang. Atau menyambut datangnya fajar. Memiliki kesempatan mendapatkan kembali cinta pertamanya? dengan mengorbankan cinta yang lain? atau memperjuangkan perasaan yang seharusnya hanya dirasakan pada cinta pe...