what's wrong?

611 71 37
                                    

Haiiiii
Aku lanjut sekarang, aku nepatin janji nih yaaaaaaa.....
Selamat membaca readersnimmm

Syifa menatap teduh Rizky yang tertidur lelap di ranjang mereka. Wajah tampan itu terlihat begitu letih, lingkar hitam tampak tercetak tipis di bawah kelopak matanya. Dengan pelan, Syifa mulai melipat sajadah nya, disusul dengan mukenah putih yang dikenakan.

Perempuan berbadan dua itu mendesis pelan saat merasakan tendangan kecil pada perutnya. Tangannya mengusap perutnya pelan, mencoba menenangkan sang calon buah hati.

"Sayang?"

Syifa menoleh saat mendengar suara serak Rizky, lelaki itu seketika bangun saat merasakan Syifa tidak berada di sisinya.

"Maaf, apa Syifa membangunkan kak Rizky?"

Rizky tidak menghiraukan perkataam perempuan itu, tangannya mengakat tubuh berisi Syifa tanpa beban, membuat pekikan kecil terdengar dari sang istri.

Dengan pelan Rizky mendudukan Syifa di ranjang mereka, sedangkan ia memilih duduk di lantai, menatap dalam perempuan yang dikasihinya itu.

"Kak Rizky, ada apa?"

Gelengan pelan dari Rizky bukanlah jawaban yang di inginkan Syifa, apalagi setelah lelaki itu mengulurkan tangannya dan memeluk pinggang kecil miliknya lalu membenamkan kepala pada pangkuan Syifa.

"Kak--"

"Tidak, biarakan seperti ini"

Rizky semakin membenamkan kepalanya pada pangkuan Syifa, lelaki itu tidak membiarkan Syifa menatap wajahnya. Sedangkan Syifa, perempuan itu menghela napas pelan, tangannya mengusap rambut Rizky, mencoba memberikan kenyamanan bagi suaminya.

"Katakan kau tidak akan pergi, berjanjilah kau tidak akan meninggalkanku"

"Kak Rizky--"

"Aku mohon.."

"Kak Rizky sebenarnya ada apa?"

Rizky mengangkat kepalanya, hal itu seketika membuat Syifa tersentak, mata lelaki itu tampak memerah, dengan dilapisi embun tipis yang menatapnya begitu rapuh.

"Aku hanya butuh jawaban iya, sweetheart, apa sesulit itu?" Suaranya bergetar, menahan segala gejolak ketakutan yang menggerogotinya.

Syifa terenyuh, tangannya menangkup wajah Rizky yang segera disambut oleh lelaki itu.

"Kak Rizky, Syifa di sini, bersama kak Rizky, lihat? Syifa tidak kemana-mana"

Rizky sekuat tenaga menahan air matanya, tidak ada yang tahu bagaimana lelaki itu sekuat tenaga menahan isakannya saat ini, tidak ada yang tahu bagaimana jantungnya sesaat berhenti berdetak saat tidak menemukan Syifa di sampingnya.

.....

"Racun ini memiliki dosis yang tinggi, tiga tetes saja, dan yang meminumnya akan selesai"

Azela menerima botol kecil berisi cairan mematikan itu dengan smirik kecil di bibirnya.

"Berapa persen tingkat kematian yang akan dihasilkan?"

Gevan mengangkat kedua alisnya, bersedekap memandang lurus ke arah Azela.

"Tentu saja seratus persen, gue gak pernah ngelakuin sesuatu setengah-setengah Azela." Ujar lelaki itu "dan ini" Gevan melemparkan kembali botol kecil persis seperti botol yang di terima Azela tadi

"Apa ini?"

"Penawarnya"

"Cih, gue gak butuh ini" Azela melempar botol itu ke pojok ruangan "kematian Syifa dan bayinya tujuan utama gue, setelah pelacur kecil itu tewas, Rizky akan kembali jadi milik gue"

Only one (End)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang