ex

1.7K 146 7
                                    

Sesuatu yang hilang itu sebenarnya tidak menghilang. Hanya saja akan digantikan dengan sesuatu yang lebih baik dari itu.


































































Gelap

Pengap

Berantakan

Sekiranya tiga kata itu yang menggambarkan keadaan kamar tersebut. Hanya deru nafas dari seseorang yang menjadi tanda bahwa kamar itu mempunyai penghuni.

Hey, bahkan nyamuk saja akan memilih berdiam diri dan memburu mangsa ditempat itu.

Seburuk itukah?

Aish, bahkan keadaannya lebih buruk dari itu.

Ceklek

Pintu kamar itu terbuka, bau asap dan alkohol seketika menyeruak ke hidung sang pelaku pembuka pintu.

"Gue udah bilang jangan ada yang ganggu gue!" Suara bass yang begitu dingin menusuk ketelinga sang pelaku. Matanya menatap kearah sosok laki laki yang duduk dilantai kamar, membelakanginya. Meskipun keadaan kamar yang begitu gelap, tidak membuat sang pelaku menghentikan niatnya walaupun dia sempat menahan nafasnya sesaat dan sedikit bergetar.

"Gue udah bil-"

"Kak" terdengar suara yang begitu lirih dari sipembuka pintu. Sesaat tubuh laki laki tersebut kaku, Lalu kemudian terdengar kekehan yang begitu menyeramkan darinya

"Ngapain lo disini?!" Suaranya tidak sedingin tadi, justru terkesan begitu tenang. Tak terdengar apapun dari sang lawan bicara, dia hanya menunduk.

"Puas lo sekarang hah?!" Kini suara laki laki itu meninggi, masih belum ada suara apapun dari yang menyautinya. Laki laki itu kembali terkekeh, membuat sang lawan bicara sedikit mengangkat kepalanya.

"Lo bahagia kan sekarang,eh?" Laki laki itu kembali bersuara, "LO BAHAGIA KAN MEGAN?!"

"Kak-"

"Jangan panggil gue dengan sebutan itu sialan!" Nafas laki laki itu terdengar menderu

"Kak Ali Meg-"

prang

"GUE UDAH BILANG JANGAN PANGGIL GUE DENGAN SEBUTAN ITU LO GAK BERHAK!" Teriaknya, pecahan gelas kaca yang dilemparkannya tadi hampir saja mengenai kaki Megan, membuat gadis itu sedikit beringsut mundur dan menutup mulutnya, menghalau isak tangis yang akan muncul kepermukaan. "Cuma Syifa, cuma Syifa yang berhak manggil gue kayak gitu, cuma Syifa" sambungnya lirih,

"Syifa" gumamnya.

Hening

Tak ada yang bersuara setelahnya, Megan masih menunduk terisak tak berani mendekati Ali. Mental yang telah dipersiapkannya sebelum kesini meluap seketika. Dia tahu Ali bersedih, dia juga tahu Ali kehilangan. Karena Megan juga merasakannya, merasakan rasa sedih yang sangat dalam, merasakan kehilangan yang sangat menyakitkan. Megan tidak merasakan bahagia sama sekali, Ali salah paham. Megan juga sangat kehilangan Syifa, sahabat manisnya yang telah disakiti tanpa sengaja.

"Syifa"

.....

Ceklek

"Wah kebanget- lah dia siapa?" Verrel mengerutkan alisnya saat melihat Rizky datang bersama gadis mungil dibelakangnya. Al juga nampak terkejut saat melihat sahabatnya yang dikenal anti perempuan itu justru datang bersama gadis mungil yang tak bisa dipungkiri sangat manis bergabung bersama mereka.

Only one (End)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang