Rasa benci itu tidak datang secara tiba tiba, tapi percayalah pasti ada terselip perasaan untuk selalu dengannya, karena jangan lupa, dulu kau sangat mengasihinya.
Sudah dua minggu Syifa berada dirumah Rizky, dua minggu itu juga dia merasakan kehangatan yang hilang bertahun tahun dari hidupnya. Mendapat kasih sayang berlimpah dari mama Ika, dan omanya Rizky juga Ina.
Oh tapi jangan lupakan satu hal.
Tatapan penuh kebancian Rizky juga tak pernah terlewat untuk dia dapatkan. Syifa tidak tahu apa yang membuat laki laki yang diketahuinya membencinya setengah mati itu malah menyetujui ajakan mama Ika untuk tinggal dirumahnya. Padahal jika dia menolak, maka Syifa dengan senang hati akan menjauh darinya dan tentu saja pergi dari hidupnya
"Syifa?", Usapan lembut dikepalanya membuat Syifa kembali dari lamunannya. Pandangannya beralih kearah wanita lansia yang masih sangat cantik duduk disampingnya tersenyum lembut.
"Kenapa sayang, makanannya tidak enak?" Tanyanya lembut membuat Syifa menggelengkan kepalanya cepat
"Enggak kok Oma, ini enak" Syifa berujar cepat
"Tapi kok makanannya gak dimakan, sayang?" Kali ini mama Ika yang bertanya pada Syifa
"Eh, ini kok Syifa makan" kata Syifa lagi sambil menyuapkan makanan tersebut. Ina terkekeh melihat Syifa yang langsung menelan makanannya, tentu saja makanan yang disuapkannya sangat banyak, pipi gadis itu sampai mengembung, telinganya memerah, Ina benar-benar gemas.
Sedangkan Rizky, pemuda itu tidak terganggu sama sekali dengan pembicaraan hangat keluarganya dengan Syifa. Tatapannya yang datar menunjukan ketidak tertarikan sedikitpun, dan Syifa menyadari itu semua.
"Rizky selesai, Ma" Ucapa Rizky membuat perhatian semuanya teralihkan kepada pemuda tampan itu, tidak terkecuali Syifa
"Kamu mau ke kantor, Ky?" Mama Ika menghentikan Rizky yang akan beranjak dari meja makan
"Iya, Rizky harus cepat".
"Kamu tidak berniat mengambil cuti, Nak, udah dua minggu ini, Oma semakin jarang melihat mu dirumah" Oma angkat bicara, memandang cucu kesayangannya penuh pertanyaan
Rizky menghela napasnya, dia bukannya tidak mau mengambil cuti, bahkan untuk tidak masuk kerja pun dia bisa, hell dia adalah presedir perusahaan. Dia hanya menghindari Syifa, dia tidak ingin kebencian yang masih bertahan sepuluh tahun terakhir kepada gadis itu diketahui oleh keluarganya.
"Rizky harus ke kantor Oma, hari ini Verrel kembali dari Singapura setelah dua minggu, dan banyak yang harus Rizky bicarakan dengannya" Rizky berujar lembut, menatap Oma penuh kasih, mencoba memberikan pengertian kepada wanita lansia itu.
Syifa menatapnya tertegun, Rizky dulu selalu menatapnya dengan pandangan teduh itu, selalu berbicara penuh kelembutan, ah Syifa memang kerap terjebak di memory masa lalu.
.....
"ANJIR, SERIUS?!"
Rizky memutar mata malas saat mendengar teriakan Verrel. Untung saja mereka diruangan private kalau tidak, mereka bisa jadi perhatian pengunjung cafe lain.
Menceritakan tentang dua minggu yang lalu saat Rizky bertemu dengan Syifa, memang pilihan yang buruk. Mereka tidak tahu menahu, sebab dua minggu yang lalu Al dan Verrel tidak bertemu dengan Rizky, Verrel yang pergi ke Singapura setelah menyelidiki kejadian yang menimpa mama Ika, dan Al yang pergi ke Jepang, untuk konsernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only one (End)✔
RomancePilihan ada ditangannya. Menunggu malam datang. Atau menyambut datangnya fajar. Memiliki kesempatan mendapatkan kembali cinta pertamanya? dengan mengorbankan cinta yang lain? atau memperjuangkan perasaan yang seharusnya hanya dirasakan pada cinta pe...