see you again

1.3K 140 43
                                    

Bagaimana mungkin rasa itu hanya sebuah kasihan, sedangkan setiap menutup mata, maka hanya dia yang terbayang .
==============================






Syifa menutup pintu mobil pelan, wajahnya terlihat murung di selingi helaan nafas lelah dari bibirnya.

"Non Syifa kenapa?"

Syifa menoleh ke arah laki-laki paruh baya yang menatapnya bertanya, gadis itu hanya tersenyum lembut, seolah mengutarakan bahwa dia baik-baik saja.

"Syifa baik-baik saja pak. Hanya sedikit letih"

Pak Mon, selaku supir keluarga Nazar menatap khawatir nona mudanya itu.

"Apa lamarannya kembali di tolak?"

Syifa tersenyum lembut, menganggukan kepala "Tidak akan ada butik besar yang menerima karyawannya hanya bermodalkan sketsa gambar"

"Apa non Syifa tidak berniat mencari bidang lain?"

Syifa mengerdikan bahu "Mau mencari bidang apa, Syifa hanya bisa mendesain dan membuat pakaian pak, bukan Doraemon yang bisa melakukan segalanya"

Pak Mon yang tadi menatapnya khawatir menjadi sedikit terkekeh dengan ucapan polos nona mudanya. Mobil terus berjalan, matahari sudah mulai beranjak ke barat, berniat untuk istirahat tentunya. Syifa menatap jalanan ibu kota yang ramai, para pedagang di pinggir jalan mulai membuka stand-stand makanan mereka. Dulu saat masih di Bandung, sore hari seperti ini biasanya dirinya, Megan dan Ali akan duduk di rumah pohon di perkebunan milik Megan. Memakan berbagai macam makanan ringan sambil menatap senja yang mulai timbul di cakrawala.

"Non Syifa?"

Syifa memalingkan wajahnya dari jalanan saat mendengar supirnya itu memanggil namanya.

"Kenapa pak?"

"Apa non Syifa mau saya bawa ke tempat kerja keponakan saya, ya pekerjaannya memang bukan seperti yang non mau, tapi siapa tau non suka"

"Sekarang?"

Pak Mon mengangguk "Tempatnya tidak jauh dari gedung apartmen nya tuan Rizky"

Syifa terdiam, mencoba menimang apa dia harus kesana atau tidak.

"Non tidak perlu khawatir, kalau tidak sekarang kita bisa kesana besok"

"Kita kesana sekarang saja pak"

Pak Mon tersenyum lembut, melewati gedung apartmen lalu meneruskan laju mobil ke tempat yang mereka tuju. Tidak lama mobil berhenti di depan sebuah gedung siaran radio. Syifa mengamati dengan seksama, sebelum suara pintu mobil yang terbuka membuat gadis manis itu menoleh dan mendapati senyum hangat pak Mon disana.

"Mari non" ujarnya. Syifa menghembuskan nafas, mencoba meyakinkan diri.

"Pak, tapi apa tidak apa Syifa melamar pekerjaan saat sore begini. Biasanya seseorang akan melamar pekerjaan saat pagi hari."

"Tak apa non, keponakan saya mengatakan kalau non Syifa bisa datang sekarang"

Syifa hanya manggut-manggut tanda mengerti. Mereka memasuki gedung tersebut, di sana sudah berdiri seorang laki-laki muda  berwajah manis sedang tersenyum kepada mereka.

Only one (End)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang