"Cantik kan? Tapi sekarang dia bukan miliku"
==============================
Karel tersenyum saat mendapati seorang gadis mungil yang baru saja melewati loby. Sikap gadis itu juga seperti biasa, seperti seminggu yang lalu saat mereka bertemu lagi untuk pertama kali."Syifa"
Gadis itu, Syifa menoleh saat mendengar seseorang memanggil namanya, bibirnya menyunggingkan senyum manis saat mendapati Karel yang berjalan dengan senyum hangat laki-laki itu.
"Kak.."
"Bagaimana keadaan mu?"
"Baik, maaf Syifa bolos kerja kemarin"
Karel tersenyum, tangannya hampir saja terangkat untuk mengacak surai kelam gadis itu sebelum kenyataan lagi-lagi menamparnya, gadis di depannya ini sekarang sudah menjadi hak paten suaminya.
"Tidak apa, Rizky sudah memintakan izin untukmu"
Syifa mengangguk mengerti "Mm.. kalau begitu Syifa masuk dulu kak"
Karel mengangguk tersenyum tipis, matanya mengikuti Syifa yang perlahan menjauh, menghilang di balik dinding kaca pemisah loby dan ruang utama.
"Hah.. kayaknya gue harus mulai menghindar"
Syifa tersenyum ramah saat mendapati Haru yang melambaiakn tangan di sertai senyum gummy pemuda itu.
"Kak Syifa.. ya tuhan, bagaimana keadaan kakak sekarang, aku dengar dari Mr. Karel kakak sakit kemarin"
Syifa tersenyum geli mendengar pertanyaan di sertai wajah penasaran Haru, tingkah laki-laki itu membuatnya merasa seperti seorang kakak yang sangat disayangi adiknya.
"Aku baik Haru, aku hanya tidak enak badan kemarin"
"Syukurlah, kau tau kak beberapa hari yang lalu ada yang menelpon kesini, katanya dia pendengar setia mu. Dia memutuskan untuk menelpon karna tidak pernah mendengar suara mu lagi. Astaga belum genap satu bulan kau bekerja kau sudah mendapat penggemar kak, aku iri padamu"
Syifa menggelengkan kepalanya, terkekeh kecil "Ada-ada saja"
"Aku tidak bohong kak, dia bahkan meminta nomor hp mu"
"Oh ya?"
"Iya, katanya dia menitipkan salam untuk mu. Dia benar-benar ingin mendengar suara mu"
"Jangan membual Haru"
"Aishh, aku tidak--"
"Syifa ada yang ingin bertemu"
Perkataan Haru terputus saat mendapati Karel menghampiri mereka dengan seorang gadis cantik bertubuh mungil di belakang nya. Kening Syifa berkerut, gadis itu tampak tak asing di matanya.
"Hai.." Gadis itu melambaikan tangan, tersenyum manis ke arah Syifa. Syifa tersenyum lembut, membalas lambaian tangan gadis itu.
"Astaga, kau sangat menggemaskan" Respon yang di berikan gadis itu membuat Haru dan Karel sedikit cengo. Tangan gadis dengan cepat mencubit gemas pipi Syifa.
"Kau kelas berapa, ya tuhan aku benar kan! Ternyata yang sering menyiarkan radio sore itu anak kecil, kau tau bahasa mu yang formal itu terdengar lucu, apalagi ada aksen cadel-cadelnya haha" gadis itu terus berceloteh sambil mengunyel pipi Syifa.
Syifa meringis mencoba menahan pergerakan tangan gadis itu di pipinya pelan.
"Ah, maafkan aku. Apa kah sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Only one (End)✔
RomancePilihan ada ditangannya. Menunggu malam datang. Atau menyambut datangnya fajar. Memiliki kesempatan mendapatkan kembali cinta pertamanya? dengan mengorbankan cinta yang lain? atau memperjuangkan perasaan yang seharusnya hanya dirasakan pada cinta pe...